Lihat ke Halaman Asli

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, Memperkuat Profil Pelajar Pancasila

Diperbarui: 18 September 2022   13:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Berpikir kreatif adalah salah satu karakter yang dituju dalam Profil Pelajar Pancasila. Karakter ini berkaitan juga dengan karakter lain seperti berakhlak mulia, kebhinekaan global, gotong royong, mandiri, dan berpikir kritis. Perkembangan teknologi dan berbagai peliknya masalah kehidupan sehari-hari memerlukan orang yang kreatif. Semua dimensi Pendidikan termasuk matematika berupaya memberikan kontribusi untuk ketercapaian tujuan itu. Apalagi tahun ini, mulai dilaksanakan implementasi Kurikulum Merdeka maka meramu proses belajar di kelas dengan orientasi berpikir kreatif sangat diperlukan.

Guru sebagai garda terdepan dalam membangun karakter peserta didik perlu mempersiapkan diri dengan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan itu. Kerjasama Pascasarjana Unesa dan Dinas Pendidikan Kota Mojokerto merupakan salah satu upaya memberikan bekal tersebut dan menjalin sinergisitas mutualisme antara keduanya. Kerjasama itu akhirnya berimbas dengan Kerjasama Prodi S3 Pendidikan Matematika Unesa  dengan MGMP Matematika kota Mojokerto. Perjanjian ditandatangani oleh Prof. Dr. Tatag Yuli Eko Siswono, M.Pd sebagai Kaprodi dan Widayatiningsih, S.Pd selaku ketua MGMP Matematika kota Mojokerto.

Apakah wujud kerjasasama itu? Berawal dari diskusi melalui zoom meeting tanggal 4 agustus 2022, para guru matematika dan tim unesa berbagi tentang profil pelajar Pancasila, Kurikulum Merdeka, kreativitas dan kemampuan berpikir kreatif dalam matematika.

Dokpri

Dokpri

Para guru aktif berdiskusi dan mempertegas bagaimana menilai kemampuan berpikir kreatif itu. "Kreativitas pada matematika berbeda dengan kreativitas lain, seperti pada Seni. Angka 3 menjadi gambar burung, bukan kreativitas yang dimaksud dalam matematika", ungkap Prof. Dr. Tatag Yuli Eko Siswono, M.Pd. Dr. Pradnyo wijayanti menguraikan cara menilai berpikir kreatif dengan melihat kebaruannya, meliputi kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruannya atau originalitasnya.

Pelatihan dilanjutkan dengan workshop pada 3 september 2022 di SMP Negeri 1 Kota Mojokerto. Prof. Dr. Dwi Juniati mengungkapkan bagaimana melihat kemampuan berpikir kreatif dalam matematika menggunakan pemecahan masalah dan pengajuan masalah matematika. Contoh praktis dalam membuat soal pemecahan masalah dan pengajuan masalah diuraikan Dr. Abadi, M.Sc.

Dokpri

Dokpri

Dokpri

Para guru berlatih membuat soal yang sesuai dan diimplementasikan dikelasnya sebagai tindak lanjut penelitian. Semoga sukses bapak ibu guru.

Dokpri

Dokpri




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline