Tanpa terasa sudah dua tahun tanpa menengok laman kompasiana. Kemana selama ini? Tidak kemana-kemana. Setiap hari juga pegang HP dan lihat-baca-komen di facebook dan juga WA. Kompasiana??? Terlintas juga tapi gairahnya tidak kesana. Baca juga sepintas untuk artikel yang menyangkut di laman facebook teman.
Komitmen menulis sebenarnya masih terpelihara. Tahun-tahun terakhir banyak bergulat dengan tulisan-tulisan methuntung (istilah dari inspiratorku bapak Moch. Khoiri) mengejar target publikasi ilmiah terindeks scopus. Meskipun belum banyak publish tetapi sudah mulai tampak menggeliat tahun 2016 dan tahun 2017. Silakan dilihat pada scopus author preview, kalau ada nama saya berarti saya masih menulis. Tidak lupa... hanya saja tidak mampir di kompasiana.
Saya yakin menulis adalah menjejak sejarah, mewariskan cerita bahwa kita pernah ada dan doa agar selalu dikenang. Mungkin bisa jadi contoh baik atau contoh tulisan yang tidak baik. Bisa jadi tulisan itu akan dibahas di ruang kuliah. Atau seseorang ingat karena pernah bertatap langsung. Bersyukur saja sebab menulis itu tidak berdosa kecuali tulisan fitnah atau provokasi.
Terakhir menulis di laman kompasiana tahun 2014 akhir bulan. Saat itu juga sesungguhnya gairah mulai melecut-lecut. Sampai timbul perasaan kok tulisannya tidak bagus, dan ada komentar miring "penulis baik itu bukan karena banyaknya yang ditulis tapi karena kualitas yang ditulis". Gangguan kecil ini akhirnya memendamkan motif untuk merajut kata-kata kembali. Pernah suatu ketika sangat ingin menulis dan memasukkan tulisan tentang jalan aspal Jawa Timur yang penuh lobang dalam draft kompasiana, tetapi tidak tersimpan karena gangguan koneksi internet. Situasi ini pun menjerembabkan jauh untuk menulis.
Waktu yang terlewati sebenarnya banyak cerita yang ingin dibagikan. Sumber-sumber cerita tahun 2016 seperti bagaimana mengurus visa di kedutaan Jerman, berkunjung di negara Jerman, Belanda, Belgia, dan Perancis, atau sebentar di Turki sebelum kudeta ingin rasanya ditulis dalam feature, opini, laporan, atau cerita fiksi dan non fiksi. Apalagi keunikan berkunjung ke kota Cebu, Philipina atau berkunjung di kaimana, Papua Barat tahun 2015 telah lewat tak terukir menjadi catatan cerita.
Hari ini (Senin, 15 Agustus 2017) saya berniat untuk menulis lagi. Semoga saja ada yang mau menengok melihat sepersekian detik dan menyaksikan bahwa saya sudah mencatatkan jejak lagi. Salam untuk semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H