Dalam kegiatan berbahasa masyarakat sehari-hari, terjadi persaingan bentuk kata pelat dan plat. Sebagian masyarakat memakai kata pelat, banyak pula yang memakai kata plat. Berikut adalah contoh beberapa judul berita yang menunjukkan persaingan kata pelat dengan plat.
- Ini Dia 55 Daftar Kode Plat Nomor Kendaraan Seluruh Indonesia (https://auto2000.co.id/berita-dan-tips/plat-nomor-seluruh-indonesia diunduh 28 Juli 2024)
- Cek Plat Nomor & Data Pajak Kendaraan Online (https://cekplatnomor.com/cek-data-pajak-kendaraan-secara-online/ diunduh 28 Juli 2024)
- Ini Arti Kode Angka dan Huruf di Pelat Nomor Kendaraan (https://oto.detik.com/tips-and-tricks/d-5789056/ini-arti-kode-angka-dan-huruf-di-pelat-nomor-kendaraan diunduh 28 Juli 2024)
Judul berita (1) dan (2) menggunakan kata plat sementara judul berita (3) menggunakan kata pelat. Bentuk kata mana yang lebih dianjurkan digunakan?
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat mencantumkan kata pelat pada halaman 1.039. Pelat dijelaskan artinya sebagai berikut.
pe.lat a 1 kurang sempurna mengucapkan kata-kata (spt raja diucapkan laja); telor
pe.lat n 1 piringan hitam (piringan gramofon); 2 logam yang pipih (tipis).
Bagaimana dengan bentuk kata plat? Kata plat memang dicantumkan dalam KBBI Edisi Keempat pada halaman 1.085 namun kita diarahkan menuju kata pelat. Plat pelat.
Setali tiga uang. KBBI VI Daring sebagai KBBI mutakhir yang resmi diterbitkan oleh Badan Bahasa mengesahkan kata pelat sebagai kata yang dibakukan dan dianjurkan digunakan dalam kegiatan berbahasa.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita simpulkan,
- Kata pelat memiliki dua makna. Pertama, keadaan seseorang yang kurang sempurna mengucapkan kata-kata. Biasa disebut cadel atau telor. Kedua, piringan hitam atau logam pipih semisal pelat nomor kendaraan yang kita kenal saat ini.
- Bentuk kata yang lebih tepat dan dianjurkan digunakan dalam kegiatan berbahasa adalah pelat, bukan kata plat.
Rujukan:
Depdiknas. 2014. KBBI Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama