Lihat ke Halaman Asli

Tata Tambi

mengajar, menulis, mengharap rida Ilahi

Rizki, Rizeki, atau Rezeki?

Diperbarui: 22 Juni 2024   07:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Kosakata rizki, rezki, dan rezeki sering kita jumpai dalam berbahasa sehari-hari.  Dari tiga bentuk kosakata tersebut, bentuk manakah yang dianjurkan digunakan dan sesuai dengan KBBI ? Mari kita buka KBBI Edisi Keempat, dari tiga bentuk tersebut yang disahkan sebagai kosakata baku adalah rezeki.  Ditampilkan bentuk rizeki, namun kita diarahkan kepada lema rezeki.

Rezeki diartikan segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah.  Kata turunan rezeki dalam bahasa Indonesia cukup banyak, contoh rezeki nomplok, rezeki kaget, rezeki mahal, rezeki musang, rezeki batin, rezeki meninggi.

Sebagai pembanding, mari kita lihat kosakata rezeki ini dalam Kamus Dewan Edisi Keempat yang merupakan kamus bahasa Malaysia. Kosakata yang digunakan dalam Kamus Dewan, sama, yaitu rezeki, bukan rezki, rizki, atau rizeki.  Rezeki dalam kamus ini diartikan segala sesuatu yang dikurniakan oleh Allah untuk keperluan rohani dan jasmani, misal makanan, ilmu, dsb. Rezeki ditetapkan sebagai kata serapan dari bahasa Arab.

Jadi, mari kita membiasakan diri menggunakan kosakata rezeki dalam kegiatan berbahasa sehari-hari.

Referensi

KBBI Edisi Keempat. 2016. Jakarta: Badan Pengembagan dan Pembinaan Bahasa

Kamus Dewan Edisi Keempat. 2014. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline