Lihat ke Halaman Asli

Sempurna

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indah benar kata ini. Begitu indahnya sehingga banyak orang yang berupaya dengan segala cara, kalau perlu sampai jungkir balik, untuk mendapatkan predikat sempurna. Dan keinginan untuk mencapai titik ini bisa terjadi dalam hal apa pun. Kecantikan, ketampanan, kekayaan, kehebatan, kepintaran, kegelian.... eh, itu mah nggak termasuk ya?

Intinya untuk hal yang baik-baik orang selalu ingin mencapai kesempurnaan. Lalu kenapa? Nggak boleh? Boleeeeh, namanya juga usaha. Tapi saya ingin mengingatkan saja bahwa untuk kita - manusia, makhluk - sempurna itu tak pernah ada. Jadi, mau dicari ke mana pun, mau jungkir balik sampai puyeng pun, kita tak akan pernah mendapatkannya. Sempurna, atau tepatnya Maha Sempurna, hanya milik dan untuk Allah.

Bahkan orang seganteng saya pun pasti ada kekurangannya. Ups, jangan pernah percaya dengan orang yang memuji diri sendiri. Itu ciri-ciri kesombongan dan sombong itu tanda-tanda ketidakpercayaan diri. Saya tentu saja termasuk pengecualian :) Nggak deeeeh... maksudnya begini: selain kelebihan, setiap orang pasti punya kekurangan.

Maka yang bisa dlakukan adalah selalu meningkatkan sisi baik kita untuk menutup atau mengimbang kekurangan kita. Jangan panik kalau kita punya kekurangan, sebab itu artinya kita termasuk manusia normal. Kalau masih memungkinkan, perbaiki saja kekurangan itu. Di sisi lain, tingkatkan juga kelebihan kita (kecuali kelebihan bobot ya..).

Itu pun nggak perlu ngotot. Raih sisi terbaik kita sebatas kemampuan. Yang penting upaya kita sudah maksimal. Sisanya serahkan saja kepada yang Maha Sempurna. Jangan pernah terobsesi dengan kesempurnaan.

Sebelum mengakhiri tulisan ini, izinkan saya memberitahu Anda sebuah rahasia: Kekurangan itu bisa dikonversi menjadi kelebihan pada saat kepepet. Nggak percaya? Nih, saya kasih contoh.

Kalau saya ditantang ganteng-gantengan sama Brad Pitt, jelas saya bakalan kalah. Jangankan sama Brad Pitt, sama Bang Maman dari Kalipasir saja saya belum tentu menang (akhirnya ngaku juga...). Maka, biar nggak minder, saya harus mengkonversi kekurangan itu menjadi hal yang lebih terhormat.

Caranya? Gampang kok, saya cuma perlu mengatakan: Saya LEBIH jelek dari Brad Pitt. Artinya saya masih punya KELEBIHAN dibanding Brad Pitt. Jadi meski pun kalah, saya berharap kekalahan saya tidak terlalu menyakitkan. Kesian amat ya?

Ya sudah lah, pokoknya jangan terobsesi kesempurnaan, nikmati hidup, perbaiki kekurangan, tingkatkan sisi baik dan kelebihan kita di sisi yang lain. Termasuk - misalnya - kemampuan mengalahkan Brad Pitt dengan cara yang manipulatif :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline