Lihat ke Halaman Asli

Tasya Monica Pasaribu

Undergraduate Political Science Student University of Indonesia

Pengaruh Media Sosial terhadap Partisipasi Politik Generasi Muda di Era Kontemporer Studi Kasus: Komparatif Politik di Negara Singapura dan Malaysia

Diperbarui: 26 Februari 2024   22:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PENDAHULUAN 

Contextual Description 

Partisipasi politik merupakan salah satu indikator penentu dalam melihat bagaimana  kondisi sikap dan peran masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan politik. Terkait hal ini,  partisipasi politik bisa dipandang melalui faktor-faktor yang memengaruhinya, salah  satunya media sosial. Kehidupan di era globalisasi tidak dapat dipungkiri bahwa  masyarakat tidak bisa jauh dari teknullogi, dimana teknullogi dimanfaatkan untuk  mewujudkan kehidupan yang nyaman bagi masyarakat termasuk dalam hal partisipasi  politik. Dalam hal ini, media sosial dapat digunakan sebagai sarana yang dapat mendorong  masyarakat untuk lebih berpartisipasi secara aktif dengan memberi kontribusi dan feedback  secara terbuka. Selain itu, melalui media sosial masyarakat dapat membagi informasi dan  memberi responnya secara online dalam waktu yang cepat.  

Pengaruh media sosial dalam kehidupan masyarakat era kontemporer dapat dilihat  bagaimana suatu negara memanfaatkannya, seperti di Singapura dan Malaysia. Kedua  negara ini memiliki kesamaan yaitu dipimpin oleh Perdana Menteri. Singapura dan Malaysia adalah negara yang sama-sama berada di Asia Tenggara. Berdasarkan Economist  Intelligence Unit (EIU), Singapura adalah negara dengan akses internet paling inklusif di  Asia Tenggara. Singapura merupakan negara dengan fixed broadband internet tercepat di  dunia. Meskipun begitu, rata-rata penggunaan media sosial oleh masyarakat Singapura  khususnya generasi muda hanya 2 jam 13 menit per harinya. Singapura yang merupakan  salah satu negara paling berpengaruh di dunia ini cukup memberikan kebebasan bersosial  media, namun tetap dibatasi untuk isu-isu sensitif.  

Berbeda dengan Malaysia, Malaysia adalah negara dengan akses internet terinklusif  nomor dua di Asia Tenggara. Rata-rata penggunaan media sosial masyarakat Malaysia  khususnya generasi muda cukup berbeda yaitu 8 jam 6 menit per harinya. Malaysia negara  dengan sistem pemerintahan parlementer ini memiliki peraturan yang ketat terkait kebebasan bermedia sosial. Lebih lanjut, peneliti mencoba untuk menganalisa bagaimana  kebebasan bermedia sosial dapat memengaruhi partisipasi politik dari generasi muda di  negara Singapura dan Malaysia.  

Contextual Description Singapura 

Singapura adalah negara industri yang sangat maju di Asia Tenggara dan disebut  sebagai episentrum perdagangan dunia. Namun, sebagai negara maju, kondisi politik  di Singapura banyak dipertanyakan tentang demokrasinya. Pasalnya, Singapura mulai memberlakukan undang-undang yang dianggap kontroversial. Undang-undang ini  adalah tentang larangan penyebaran pernyataan palsu yang menurut pemerintah  bertentangan dengan kepentingan umum. Dianggap kontroversial karena pemerintah  memiliki kekuasaan yang lebih besar untuk mengawasi masyarakatnya secara online,  dimana pemerintah bekerjasama dengan perusahaan aplikasi yang terenskripsi untuk  memata-matai warganya. Penerapan undang-undang ini dianggap menghambat  kebebasan masyarakatnya untuk berpendapat dan berpartisipasi dalam menyuarakan  suaranya karena diawasi setiap gerak-geriknya melalui aplikasi yang terenskripsi. 

Singapura adalah negara maju dan sangat modern. Namun, kehidupan di era  globalisasi yang tidak pernah luput dari media sosial termasuk dalam hal berpendapat  dan berpartisipasi, Singapura justru menghambat masyarakatnya melakukan hal  tersebut. Status Singapura sebagai negara demokrasi makin diperdebatkan karena  seharusnya lebih membiarkan masyarakatnya untuk berpendapat dan berpartisipasi  terkait masalah kepentingan nasional termasuk berpartisipasi dalam isu-isu politik  melalui media sosial. 

Contextual Description Malaysia 

Malaysia adalah negara kultural yang memiliki keunikan budaya di Asia Tenggara.  Malaysia adalah negara yang menganut sistem politik demokrasi parlementer.  Negara berkembang yang berambisi tinggi untuk mengubah statusnya menjadi negara  maju ini merupakan negara peringkat nomor satu dengan indeks demokrasi tertinggi  se-Asia Tenggara. Malaysia berhasil membangun kompromi demi kekuatan politik  dengan mempertahankan demokrasinya. Malaysia juga berhasil mengalahkan salah  satu negara industri yang berpengaruh di dunia yaitu Singapura dalam konteks  peringkat demokrasi.  

Dalam hal kebebasan berpendapat dan berpartisipasi, Malaysia mulai  mengalami peningkatan. Berpartisipasi dengan menyuarakan pendapatnya mengenai  kepentingan nasional merupakan hal yang penting dalam terselenggarakannya  negara. Malaysia cukup setuju terkait hal ini, terlebih dengan adanya kemajuan  teknullogi dan keberadaan media sosial sangat mempermudah proses partisipasi  politik masyarakatnya. Di Malaysia, media massa atau media sosial memiliki peran  penting dalam memajukan masyarakat, mengontrol, dan mendukung upaya  pemerintah dalam memajukan negara. Hal ini juga mendorong pemerintah untuk  menjamin kebebasan masyarakatnya dalam bermedia sosial. Pemerintah menjamin  tidak ada yang disembunyikan Kerajaan dalam penyaluran informasi demi  kepentingan dan pembangunan negara. Dalam mempertegas statement tersebut,  pemerintah mendukung partisipasi politik masyarakat melalui media sosial dengan  membuat kebijakan-kebijakan yang mendukung dan menjamin kebebasan pers.  Pemerintah juga menganggap kebebasan bersuara masyarakatnya harus dijamin dan  bebas gangguan dari pihak manapun. Sehingga, fungsi media sosial sebagai wadah  yang menampung aspirasi rakyat dan kritik sosial, dapat dijalankan dengan benar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline