PENDAHULUAN
Contextual Description
Partisipasi politik merupakan salah satu indikator penentu dalam melihat bagaimana kondisi sikap dan peran masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan politik. Terkait hal ini, partisipasi politik bisa dipandang melalui faktor-faktor yang memengaruhinya, salah satunya media sosial. Kehidupan di era globalisasi tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat tidak bisa jauh dari teknullogi, dimana teknullogi dimanfaatkan untuk mewujudkan kehidupan yang nyaman bagi masyarakat termasuk dalam hal partisipasi politik. Dalam hal ini, media sosial dapat digunakan sebagai sarana yang dapat mendorong masyarakat untuk lebih berpartisipasi secara aktif dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka. Selain itu, melalui media sosial masyarakat dapat membagi informasi dan memberi responnya secara online dalam waktu yang cepat.
Pengaruh media sosial dalam kehidupan masyarakat era kontemporer dapat dilihat bagaimana suatu negara memanfaatkannya, seperti di Singapura dan Malaysia. Kedua negara ini memiliki kesamaan yaitu dipimpin oleh Perdana Menteri. Singapura dan Malaysia adalah negara yang sama-sama berada di Asia Tenggara. Berdasarkan Economist Intelligence Unit (EIU), Singapura adalah negara dengan akses internet paling inklusif di Asia Tenggara. Singapura merupakan negara dengan fixed broadband internet tercepat di dunia. Meskipun begitu, rata-rata penggunaan media sosial oleh masyarakat Singapura khususnya generasi muda hanya 2 jam 13 menit per harinya. Singapura yang merupakan salah satu negara paling berpengaruh di dunia ini cukup memberikan kebebasan bersosial media, namun tetap dibatasi untuk isu-isu sensitif.
Berbeda dengan Malaysia, Malaysia adalah negara dengan akses internet terinklusif nomor dua di Asia Tenggara. Rata-rata penggunaan media sosial masyarakat Malaysia khususnya generasi muda cukup berbeda yaitu 8 jam 6 menit per harinya. Malaysia negara dengan sistem pemerintahan parlementer ini memiliki peraturan yang ketat terkait kebebasan bermedia sosial. Lebih lanjut, peneliti mencoba untuk menganalisa bagaimana kebebasan bermedia sosial dapat memengaruhi partisipasi politik dari generasi muda di negara Singapura dan Malaysia.
Contextual Description Singapura
Singapura adalah negara industri yang sangat maju di Asia Tenggara dan disebut sebagai episentrum perdagangan dunia. Namun, sebagai negara maju, kondisi politik di Singapura banyak dipertanyakan tentang demokrasinya. Pasalnya, Singapura mulai memberlakukan undang-undang yang dianggap kontroversial. Undang-undang ini adalah tentang larangan penyebaran pernyataan palsu yang menurut pemerintah bertentangan dengan kepentingan umum. Dianggap kontroversial karena pemerintah memiliki kekuasaan yang lebih besar untuk mengawasi masyarakatnya secara online, dimana pemerintah bekerjasama dengan perusahaan aplikasi yang terenskripsi untuk memata-matai warganya. Penerapan undang-undang ini dianggap menghambat kebebasan masyarakatnya untuk berpendapat dan berpartisipasi dalam menyuarakan suaranya karena diawasi setiap gerak-geriknya melalui aplikasi yang terenskripsi.
Singapura adalah negara maju dan sangat modern. Namun, kehidupan di era globalisasi yang tidak pernah luput dari media sosial termasuk dalam hal berpendapat dan berpartisipasi, Singapura justru menghambat masyarakatnya melakukan hal tersebut. Status Singapura sebagai negara demokrasi makin diperdebatkan karena seharusnya lebih membiarkan masyarakatnya untuk berpendapat dan berpartisipasi terkait masalah kepentingan nasional termasuk berpartisipasi dalam isu-isu politik melalui media sosial.
Contextual Description Malaysia
Malaysia adalah negara kultural yang memiliki keunikan budaya di Asia Tenggara. Malaysia adalah negara yang menganut sistem politik demokrasi parlementer. Negara berkembang yang berambisi tinggi untuk mengubah statusnya menjadi negara maju ini merupakan negara peringkat nomor satu dengan indeks demokrasi tertinggi se-Asia Tenggara. Malaysia berhasil membangun kompromi demi kekuatan politik dengan mempertahankan demokrasinya. Malaysia juga berhasil mengalahkan salah satu negara industri yang berpengaruh di dunia yaitu Singapura dalam konteks peringkat demokrasi.
Dalam hal kebebasan berpendapat dan berpartisipasi, Malaysia mulai mengalami peningkatan. Berpartisipasi dengan menyuarakan pendapatnya mengenai kepentingan nasional merupakan hal yang penting dalam terselenggarakannya negara. Malaysia cukup setuju terkait hal ini, terlebih dengan adanya kemajuan teknullogi dan keberadaan media sosial sangat mempermudah proses partisipasi politik masyarakatnya. Di Malaysia, media massa atau media sosial memiliki peran penting dalam memajukan masyarakat, mengontrol, dan mendukung upaya pemerintah dalam memajukan negara. Hal ini juga mendorong pemerintah untuk menjamin kebebasan masyarakatnya dalam bermedia sosial. Pemerintah menjamin tidak ada yang disembunyikan Kerajaan dalam penyaluran informasi demi kepentingan dan pembangunan negara. Dalam mempertegas statement tersebut, pemerintah mendukung partisipasi politik masyarakat melalui media sosial dengan membuat kebijakan-kebijakan yang mendukung dan menjamin kebebasan pers. Pemerintah juga menganggap kebebasan bersuara masyarakatnya harus dijamin dan bebas gangguan dari pihak manapun. Sehingga, fungsi media sosial sebagai wadah yang menampung aspirasi rakyat dan kritik sosial, dapat dijalankan dengan benar.