Lihat ke Halaman Asli

Kritik Body Shamming, Ernest Prakasa Angkat Suara lewat "Imperfect"

Diperbarui: 19 Oktober 2020   12:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Imperfect (2019), film yang digarap oleh Ernest Prakasa mengangkat isu mengenai bullying yang sering terjadi di masyarakat terutama pada kaum perempuan di Indonesia. 

Body shamming merupakan salah satu bentuk bullying yang kerap terjadi dimasyarakat dan menyebabkan orang-orang yang terkena dampak dari body shamming menjadi kurang percaya diri untuk menunjukan kelebihan mereka di depan umum.

Film Imperfect merupakan film dari adaptasi novel berjudul Imperfect : A Journey to Self-Acceptance yang ditulis oleh istri Ernest Prakasa, Meira Anastasia. Novel Imperfect merupakan kisah nyata yang dialami oleh Meira ketika mendapatkan komentar buruk dari banyak orang di media sosial mengenai tubuh dan penampilannya. Melalui film Imperfect, Meira dan Ernest ingin membuat masyarakat terutama kaum perempuan yang mengalami body shamming untuk belajar mencintai diri sendiri, fokus mencari kebahagiaan dan tidak membandingkan hidupnya dengan orang lain.

Ernest Prakasa bersama istrinya, Meira Anastasia berfoto dengan Jessica Mila dan Reza Rahardian sebagai pemain utama film Imperfect. Sumber : TribunStyle

Film yang berhasil mendapat banyak respon positif dari masyarakat, membawa dampak besar kepada masyarakat yang mengalami bullying berupa body shamming. Banyak penonton Imperfect termasuk saya yang sering mengalami body shamming baik di lingkungan keluarga maupun secara sosial.

Mulai memahami bahwa hidup tidak selalu mendengarkan dan memikirkan perkataan buruk mereka. Tetapi cukup mencintai diri sendiri dan fokus untuk membahagiakan diri sendiri serta membangun kepercayaan diri menunjukan kelebihan yang dimiliki didepan masyarakat luas.

Ernest Prakasa mengusung romantic - comedy pada film Imperfect, terlihat pada poster film yang ditunjukan melalui tulisan slogan “Karier, Cinta & Timbangan”, gambar Jessica Mila dan Reza Rahardian sebagai pemeran utama berdiri diatas timbangan besar.

slogan “Karier, Cinta & Timbangan” yang tertulis, ingin memberikan gambaran kepada penonton yang menjadi topik utama dalam film Imperfect adalah permasalahan tokoh Rara yang diperankan Jessica Mila mengenai berat badan yang berlebihan mempengaruhi kisah cintanya dan pekerjaanya.

Poster Film Imperfect. Sumber : Cadaazz

Gambar kedua pemeran tokoh utama sebagai poster juga ingin di tunjukan kepada penonton bahwa di dalam film, kisah cinta antara Rara (Jessica Mila) dan Dika (Reza Rahardian) yang menjadi fokus utama jalan cerita film Imperfect.

Rara (Jessica Mila) dan Dika (Reza Rahardian) disalah satu adegan film Imperfect. Sumber : Tempo.co

Gaya pacaran yang berbeda dari kisah cinta di film lain, memberikan kesan romantis tersendiri bagi penonton mengenai jalan cinta Rara dan Dika. Pemain pendukung dengan menggunakan orang-orang dari stand-up comedy menambah kesan komedi didalamnya. 

Pemeran pendukung dengan menggunakan beberapa orang stand-up comedy memberikan kesan komedi di film. Sumber : liputan6

Kesan romantis dari Rara dan Dika serta kesan komedi dari para pemain pendukung yang diinginkan oleh Ernest dan Meira tersampaikan dengan baik kepada penonton.

Ernest Prakasa melalui film Imperfect menyampaikan kejadian realita bullying yang sering terjadi di masyarakat, dengan memberikan komentar buruk terhadap badan seseorang baik secara langsung di lingkungan keluarga, sosial maupun melalui media sosial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline