Gempol, Klaten (28/10/2022) -- Pengelolaan sampah merupakan salah satu isu mendasar dan dapat menjadi masalah lingkungan yang serius. Maggot atau larva dari BSF (Black soldier fly) merupakan agen biokonversi limbah. Selain mengatasi masalah sampah, juga dihasilkan produk bernilai tambah seperti pakan ternak dan kompos. Isu lingkungan tidak hanya soal sampah anorganik saja seperti busa polistiren dan plastik. Tumpukan berbagai sampah organik juga menjadi ancaman serius jika tidak ditangani. Penting juga bagi kita untuk memahami sejak awal apa sebenarnya sampah organik itu. Sampai kita lebih memahami tentang berbagai bahaya yang dapat ditimbulkannya. mpah organik merupakan jenis sampah yang dapat terurai secara alami oleh lingkungan karena berasal dari sisa-sisa makhluk hidup. Namun, pada kenyataannya sampah organik seringkali diabaikan dan dianggap aman karena dapat terurai. Memang sampah organik dapat terurai secara alami, namun sampah organik juga berpotensi merusak lingkungan. Selain itu, sampah organik membentuk gas metana yang berbahaya bagi tubuh dan menjadi tempat berkembang biaknya berbagai penyakit.
Oemah Limbah dipelopori oleh Bapak Mateus Eddy Nugroho yang merupakan penggiat lingkungan dan memproduksi Maggot di Desa Gempol. Dimana Bapak Eddy dan istri berkeliling desa untuk mengambil sampah dan kemudian dipisahkan menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah organik yang sudah dipisahkan akan dijadikan makan untuk pakan Maggot. Ketika pelaksanaannya, terlebih dahulu melakukan wawancara dan mengobservasi prosedur keselamatan dan kesehatan kerja di Oemah Limbah hal ini dilakukan oleh Tasya Oktaviani, mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat. Hasilnya menunjukkan bahwa prosedur personal hygiene sudah dilakukan dengan baik, namun pada penggunaan APD perlu dilakukan peningkatan, dikarenakan pemilik Oemah Limbah hanya menggunakan masker ketika pengambilan sampah, pemilahan sampah dan membuat pakan untuk Maggot. Berdasarkan permasalahan tersebut, mahasiswa KKN Tematik Undip berinisiatif untuk memberikan edukasi dan membuat poster personal hygiene dan memakai APD saat bekerja di Oemah Limbah. Edukasi pentingnya personal hygiene dan penggunaan APD dalam mewujudkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dilakukan sebagai upaya memberikan pengetahuan dan pemahaman yang komprehensif terkait personal hygiene yang berpengaruh ke kesehatan. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesehatan diri serta mampu melindungi diri dari hal-hal berisiko buruk. Selain itu juga diberikan edukasi dan pemahaman terkait penggunaan APD untuk melindungi diri dari kecelakaan kerja dan melindungi diri dari berbagai macam vektor penyebab penyakit.
Kegiatan edukasi ini sudah dilaksanakan dengan cara menyampaikan langsung kepada Bapak Eddy Nugroho dan Ibu Ponirah pada hari Jumat, 28 Oktober 2022. Tidak hanya memberikan materi saja, dalam pelaksanaannya juga disertai sharing mengenai personal hygiene yang biasa dilakukan oleh di setiap habis melakukan pengambilan sampah, pemilahan sampah, dan pembuatan pakan untuk Maggot. Selain itu juga sharing mengenai APD apa saja yang sudah digunakan dalam bekerja dalam pengambilan sampah, pemilahan sampah, dan pembuatan pakan untuk Maggot. Selama berlangsungnya program edukasi, terlihat antusias hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Pemilik Oemah Limbah cukup terbuka dan peduli mengenai status keselamatan dan kesehatannya.
Pada akhir program mahasiswa memberikan beberapa APD seperti sepatu boots, sarung tangan lateks, masker dan helm. Harapannya kegiatan yang telah dilakukan dapat bermanfaat dan meningkatkan personal hygiene dan penggunaan APD di Oemah Limbah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H