Lihat ke Halaman Asli

[Kreanova] Getuk Sultan dengan Singkong Varietas Unggul

Diperbarui: 29 November 2021   08:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: kulinear.hops.id

Gethuk asale saka tela

Mata ngantuk, iku tandane apa?

Ah alah gethuk asale saka tela

Yen 'ra pethuk atine rada gela

Ups.. pernahkah Anda mendengar sepenggal lirik diatas? Itu adalah reffrein dari lagu Gethuk, karya dari musisi campursari kondang Manthous. Bagi sebagian masyarakat asal pulau Jawa, pasti sudah tidak asing dengan makanan olahan ketela pohon yang satu ini. Untuk Anda yang belum pernah mendengarnya, izinkan saya mengenalkan getuk pada Anda. Oh ya.. gethuk dan getuk sama saja ya. Hanya saja, getuk tanpa abjad "h" disana adalah bahasa baku yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Getuk merupakan makanan ringan tradisional hasil dari olahan singkong atau ketela pohon. Makanan ini menjadi makanan khas dari Magelang, Jawa Tengah. Ragamnya ada banyak, getuk lindri, getuk goreng, getuk singkong gula jawa, getuk trio, getuk gulung dan lain sebagainya. Kombinasi rasa manis, legit, dan dipadu dengan warna yang menawan sangat menggugah selera. Meskipun banyak macamnya, namun ada satu ciri khas yang membuatnya legendaris, yaitu penggunaan ketela pohon, singkong, atau ubi kayu sebagai bahan bakunya.

Berbicara tentang ketela pohon, singkong, atau ubi kayu semua orang pasti tahu. Tanaman yang memiliki nama Latin Manihot esculanta ini terkenal sebagai salah satu tanaman pangan masyarakat Indonesia setelah beras dan jagung. Ketela pohon merupakan tanaman perdu yang dapat tumbuh baik di dataran tinggi maupun dataran rendah, lahan subur maupun marginal, dan tidak memerlukan perawatan rumit dalam budidayanya. Ketela pohon merupakan salah satu produk unggulan negara Indonesia. Dalam 100 gram ketela pohon mengandung 112 kalori, 38 gram karbohidrat, dan 1,5 gram protein. Tanaman singkong yang dikembangkan di Indonesia terdiri dari beberapa varietas yang memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Rata-rata umur panen tanaman singkong bervariasi antara 6-12 bulan.

Tidak tahukah Anda bahwa di negara kita ada varietas unggul singkong Darul Hidayah? Singkong varietas ini merupakan singkong raksasa varietas unggul yang mendapat pengesahan dari Kementrian Pertanian di tahun 1998. Disebut singkong raksasa karena hasil panen dari singkong varietas ini bisa mencapai 10 kali lipat dari varietas lain.

 Singkong varietas Darul Hidayah, selain tinggi karbohidrat, protein, dan pati, juga memiliki kadar HCN yang rendah. HCN atau hidrogen sianida merupakan senyawa beracun yang ada pada singkong. Mengutip informasi dari Badan Litbang Pertanian, varietas ini akan panen setelah 8-12 bulan, dengan kisaran hasil panen 102,10 ton/ ha umbi segar dan minimal omzet bersih per lahan bisa mencapai 150 juta. Fantastis bukan! Dengan kandungan karbohidrat tinggi, protein tinggi, pati tinggi, ditambah panen melimpah dengan omzet tinggi, sebut saja singkong Darul Hidayah ini sebagai singkong sultan!

Sumber: gaplek.net

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline