Lihat ke Halaman Asli

Tasya Nabila Huryyatun

Mahasiswi Hukum Tata Negara UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Kerupuk Samiller, Nama Unik Milik UMKM Warga Desa, KKM 16 UIN Malang Turut Antusias Mengembangkannya!

Diperbarui: 9 Januari 2023   20:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Jetak Ngasri, Mulyoagung Dau Malang, 28 Desember 2022.

Branding produk menjadi salah satu tujuan utama yang diincar oleh para pelaku usaha. Namun, kebanyakan UMKM mulai berjualan tanpa punya brand atau merek. Padahal, dengan adanya merek akan membuat pemasaran suatu produk menjadi lebih mudah. 

Dalam pemasaran suatu produk, brand atau merek memiliki peran penting karena sebagai suatu nama, tanda, simbol, desain untuk mengidentifikasikan suatu barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual untuk membedakannya dari kompetitor lain. 

Selain itu, mereka dapat memberikan kesan positif dalam membangun brand identity, menciptakan loyalitas pelanggan dan meluaskan jaringan pemasaran. Begitupun terhadap produk yang dihasilkan oleh UMKM juga memerlukan brand identity. Salah satunya adalah UMKM yang berada di Dusun Jetak Ngasri, oleh Ibu Ruh yang dirintis sejak tahun 2012 silam.

Pada 28 Desember 2022, KKM 16 UIN Malang mendatangi kediaman pemilik usaha Kerupuk Samiller milik Bu Ruh, warga Dusun Jetak Ngasri, Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang untuk mengikuti dan membantu proses pembuatan usaha kerupuk samiller yang telah berdiri sejak bertahun-tahun yang lalu. 

Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan latar belakang keinginan tambahan pengetahuan anggota KKM 16 tentang cara membuat kerupuk samiller tersebut hingga pemasarannya serta membantu mengembangkan penjualan yang diketahui turun drastis karena pandemic Covid-19. 

Maka, KKM 16 UIN Malang berupaya membantu dan mempelajari proses pembuatan olahan makanan ini yang terbuat dari bahan utamanya yaitu singkong. Dengan harga Rp.20.000/kg untuk varian original dan Rp.22.000/kg untuk varian pedas.

Dokpri

Dokpri

Sehingga didapatkan hasil bahwa banyak sekali faktor penghambat yang ada dalam pengembangan usaha tersebut, mulai dari tahapan pembuatan kerupuk samiller yang cukup menguras tenaga dan waktu, namun nyatanya masih dikerjakan secara mandiri oleh Bu Ruh, tanpa bantuan pegawai sama sekali, kemudian tidak adanya label produksi yang dicantumkan yang masih memungkinkan adanya pengklaiman produk dari pihak lain. 

Berdasarkan permasalahan tersebut maka KKM 16 UIN Malang membantu dalam pembuatan brand identity berupa pembuatan label atau logo tetap yang bisa digunakan sampai seterusnya agar dapat bersaing dalam dunia bisnis dan meningkatkan brand awareness di benak masyarakat yang mampu mencerminkan dan merepresentasikan citra usaha Kerupuk Samiller Ibu Ruh. Setelah adanya diskusi dengan Ibu Ruh, maka nama usaha Ibu Ruh diresmikan menjadi "Kerupuk Samiller Bu Ruh".




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline