Lihat ke Halaman Asli

Belajar Sejarah melalui Karya Seni

Diperbarui: 6 November 2017   02:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Potrait of Madame Smith, oleh Andy Warhol,1974, cat polimer dan sablon di atas kanvas (Dokumentasi Pribadi)

Seni Kontemporer di Indonesia sudah menjadi bagian dari sejarah persenian Indonesia. Melalui pameran Seni Berubah. Dunia berubah. Museum Macan mengajak audiens untuk mengenal sejarah perjalanan persenian Indonesia. Dari masa Perintisan hingga saat ini. Oleh Tasya Merari.

Setiap Negara mempunyai budaya. Setiap   budaya mempunyai artefak seni sebagai saksi peradaban budaya. Seiring waktu seni muncul dalam wujud yang berbeda, kerap mengalami perubahan dalam sejarah.

Peran seni dalam sejarah memberikan gambaran kondisi sosial, agama, politik dan segala aspek kehidupan  dalam budaya yang juga mempengaruhi keberadaan, bentuk dan fungsi seni itu sendiri.

Pameran inagural Museum Macan (Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara) ini menampilkan 90 koleksi karya seni yang merupakan bagian dari 800 buah. Pameran yang bertajuk Seni Berubah. Dunia Berubah. Menjelajahi Koleksi Museum of Modern and Contemporarty Art in Nusantara ini mengusung sejarah modern Indonesia yang melibatkan seniman dalam maupun luar negeri.

Dikuratori oleh Agung HUjatnika dan Charles Esche, pameran dengan 4 seksi ini dimulai dengan lukisan pertengahan abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

Seksi pertama dengan tema Bumi, Kampung Halaman, Manusia, menampilkan karya- karya seniman yang mempatroni Seni Rupa Indonesia pada masa itu, seperti Miguel Covarrubias, I Gusti Lempad dan Raden Saleh.

Bung Karno di Tengah Perang Revolusi, oleh Dullah, 1966, cat minyak di atas kanvas (Dokumentasi Pribadi)

Bagian ini menyajikan ide seniman dalam melukis lanskap yang cenderung terkesan tidak alami dalam gaya romantisme. Periode ini mencakup masa Perintisan hingga masa Pendudukan Jepang.

Seksi kedua, Kemerdekaan dan Setelahnya, secara garis besar menceritakan masa Revolusi Nasional Indonesia (1945-1949). Periode ini lahir sebagai bentuk kesadaran sejumlah seniman di Indonesia yang prihatin dengan keadaan masyarakat Indonesia yang melarat dan terbelakang. Oleh karena itu, S.Sudjojono menjadi salah satu seniman yang penting dengan gaya realisme nya menghadirkan kenyataan melalui lukisan yang dapat dilihat di seksi ini.

Setelah masa kemerdekaan, sebagian seniman mulai beralih dari realisme ke gaya mereka sendiri.

Pergulatan Seputar Bentuk dan Isi sebagai seksi ketiga menampilkan proses kreasi seniman di Indonesia pada tahun 1950 dan 1960-an yang mulai bersifat abstrak. Pada masa tersebut Indonesia memegang peranan yang penting sebagai salah satu Pendiri Gerakan Non Blok di tengah Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Di saat yang sama seniman Indonesia berpergian di Asia dan Eropa sehingga nilai artistik kedua belah pihak dalam Perang Dingin masuk ke Indonesia.

Kecenderungan artistik yang muncul di Indonesia juga direpresentasikan oleh seniman internasional seperti Mark Rothko dan Andy Warhol.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline