Lihat ke Halaman Asli

Tasya Levia Arinda Shani

Universitas Jember

Socialist Market Economy dalam Sudut Pandang Merkantilisme

Diperbarui: 8 Maret 2024   10:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Merkantilisme adalah sebuah paham atau konsep ekonomi yang muncul di Eropa berates-ratus tahun silam. Teori ini menyebutkan bahwa negara melakukan tindakan yang sama kepada kegiatan ekonomi domestic dan internasional. Hal ini bertujuan agar negara tersebut dapat mendominasi ekonomi serta kebijakan di era tersebut. Kata merkantilisme sendiri diambil dari kata merchant atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan pedagang. Paham ini juga menyebutkan bahwa demi kemajuan suatu negara, mak negara tersebut harus melakukan perdagangan antar negara dengan negara lain. Dengan perdagangan ini maka akan semakin meningkatkan ekspor dan mengurangi impor sehingga negara tersebut akan mendapat keuntungan atau surplus.

Teori ini berfokus kepada beberapa isu. Isu yang muncul sebagai isu utama dalam merkantilisme yang pertama adalah isu perdangangan dan proteksionisme. Dalam isu ini merkantilisme menegaskan bahwa surplus amat penting dalam perdgangan guna memperkaya suatu negara. Negara yang menganut paham merkantilisme biasanya menerapkan kebijakan proteksionisme. Kebijakan ini mengatur tarif impor yang tinggi untuk melestarikan industri local dan meningkatkan angka ekspor. Fokus utama yang selanjutnya adalah investasi asing dan perlindungan industri dalam negeri. Negara yang menganut teori ini kerap memberikan Batasan terhadap investasi asing. Hal ini bertujuan untuk melindungi industri lokal dari persingan luar.

Mata uang dan kebijakan moneter turut serta menjadi fokus dalam teori ini. Nilai tukar mata uang ditekan agar barang ekspor menjadi lebih murah di pasar internasional. Selain itu, negara yang menganut teori merkantilisme ini juga melakukan hal-hal yang dapat mnghambat aliran modal negara keluar. Teori merkantilisme ini juga melihta isu politi internasional melalui kacamata ekonomi. Negara yang memiliki paham ini akan membentuk suatu aliansi dan kerja sama dengan negara dengan kepentingan ekonomi yang serupa. Dalam teori ini, hal yang paling utama adalah kepentingan negara atau kepentingan nasional. Jadi, negara-negara penganut merkantilisme ini biasanya akan mengatur berbagai instrument atau kebijakan yang dapat memajukan perekonomian serta kekayan negara sehingga nampak lebih kuat di kancah internasional.

Salah satu negara yang menggunakan teori merkantilisme dalam konsep ekonominya adalah Tiongkok. Tiongkok menggunakan Socialist Market Economy atau sosialis pasar ekonomi sebagai model ekonominya di masa lampau. Sistem ekonomi yang satu ini menggunakan unsur-unsur ekonomi pasar dengan pemerintah sebagai pengontrol yang Istimewa. Dengan sistem ini dapat menegaskan bahwa sistem ekonomi Tiongkok berpusat pada negara.

Sistem sosialis pasar ekonomi dimulai pada era revolusi dan pembentukan Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1949 hingga than 1978. Pasca terbentuknya Republik Rakyat Tiongkok, pemerintah negara ini mengguakan model ekonomi yang secara penuh berpusat ada negara dan pemerintah yang memegang kendali di sektor ekonomi yang utama.

Sosialis pasar ekonomi memiliki ciri yang menjadi identitas dari sistem ini. Ciri pertama adalah kepemilikan yang tetap. Pemerintah di Tiongkok tetap memegang teguh kepemilikan yang tetap pada sektor-sektor penting perbankan, energi, transportasi, dan sektror telekomunikasi. Kontrol serta saham-saham mayoritas di pegang oleh pemerintah. Selanjutnya adalah pasar yang terbuka, di Tiongkok perdagangan internasional dan investasi asing sudah dilakukan semenjak tahun 1970-an hingga 1980-an tepatnya dii masa awal reformasi ekonomi. Pada masa ini akhirnya terciptalah situasi yang mana perusahaan swasta dapat ikut serta berkompetisi dan berkembang.

Pada model ini, walaupun ada kebebasan inisiatif pasar, pemerintah masih tetap berperan penting dalam mengontrol dan mengarahkan kegiatan ekonomi yang ada. Kontrol yang ada juga membuat adanya banyak kebijakan serta intervensi yang memiliki tujuan untuk ikut serta mengarahkn perkembangan ekonomi Republik Rakyat Tiongkok. Ada beberapa aspek yang menjadi unsur utama dalam pengaturan pemerintah dalam sistem sosialis pasar ekonomi ini. Antara lain adalah perencaaan ekonomi, regulasi industri, kebijakan fiscal dan moneter, control mata uang, pembangunan infrastruktur dan industri, dan yang terakhir adalah pengendalian investasi asing. Kontrol yang kuat ini, sudah mencapai keberhasilan dengan indikasi pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang luar biasa pada beberapa dekade ini.

Tiongkok pun juga terus menerus melakukan reformasi ekonomi guna adanya peningkatan efisiensi serta inovasi. Reformasi ini dilakukan sebagai usaha untuk mengurangi birokrasi serta meningkatkan perlindungan hak kekayaan intelektual agar sektor industri terdorong menjadi lebih inovatif.

Model ekonomi yang digunakan oleh Tiongkok cukup mencerminkan prinsip-prinsip yang ada dalam teori merkantilisme. Dengan ekonomi yang berpusat pada negara dan pemerintah yang memegang andil dan peran penting dalam perekonomian sudah masuk ke dalam ciri-ciri merkantilisme yang mana merkantilisme memiliki paham bahwa kekayaan dan kekuatan amat penting bagi negara. Kekayaan ini dapat diraih melalui surplus perdagangan dimana ekspor lebih besar dibandingkan impor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline