Kota Bandung yang biasanya identik dengan suasana ramah dan nyaman, Insiden yang melibatkan sekelompok pengamen di beberapa titik keramaian di Bandung kembali menjadi perhatian warga. Pengamen-pengamen ini diduga kerap memaksa pengunjung memberikan uang dan bahkan melontarkan tatapan yang membuat tidak nyaman, hingga dinilai oleh sejumlah warga mengarah ke tindakan pelecehan.
Laporan dari sejumlah saksi mata mengungkapkan modus pengamen yang awalnya menyanyi untuk menghibur, kemudian mengharapkan imbalan. Namun, jika pengunjung tidak memberi uang, mereka disebutkan mulai memaksa atau menunjukkan sikap yang tidak menyenangkan. Salah satu korban, Mawar (20), seorang mahasiswa yang sering menghabiskan waktu di jalan braga, membagikan pengalamannya. "Awalnya saya merasa senang karena mereka bernyanyi dan memberikan hiburan. Tapi setelah itu mereka memaksa meminta uang, dan ketika saya ragu, salah satu dari mereka menatap saya dengan cara yang membuat tidak nyaman. Rasanya seperti diintimidasi," ungkap Mawar.
Selain Mawar, Gina (19) seorang mahasiswa, juga mengalami hal serupa saat berkunjung ke jalan Braga. "Ketika saya tidak memberikan uang, mereka mulai menatap dengan cara yang menyeramkan, sampai-sampai membuat saya takut. Saya merasa seperti diancam," ujar Gina. Menurutnya, beberapa pengamen bahkan berusaha lebih agresif, menggunakan bahasa tubuh yang kurang sopan dan mengarahkan tatapan yang menyinggung, sehingga mengarah pada dugaan pelecehan.
Pak Rasdian mengatakan kelompoknya sering menerima laporan adanya pengamen jalanan dan pengemis yang dipaksa melakukan aksi di kawasan Braga. Menurut dia, petugas Satpora PP juga terus memantau secara intensif lokasi tersebut untuk mencegah terjadinya aksi meresahkan tersebut.
Ia juga menegaskan agar pengamen jalanan tersebut tidak mengulangi perilakunya meminta uang kepada pengunjung, khususnya di sekitar Kawasan Braga. Surat penjelasan ini menyatakan dia tidak akan melakukannya lagi. Jika dia melakukannya lagi, kami akan mengenakan sanksi administratif dan kami akan merujuknya untuk penyelidikan lebih lanjut. "Kami akan membawanya ke dinas sosial," ujar Rasdian.
Fenomena ini ramai diperbincangkan di media sosial. Beberapa warga Bandung menceritakan pengalamannya menghadapi pengamen jalanan yang suka memaksa, dan ada pula yang mengatakan kejadian seperti itu sering terjadi, terutama di destinasi wisata yang banyak dikunjungi pengunjung.
Para pengamat sosial menyarankan agar pemerintah meningkatkan sosialisasi etika mengamen kepada para pengamen, terutama dalam konteks menghormati pengunjung dan tidak melakukan tindakan yang berpotensi mengintimidasi atau melecehkan. Selain itu, warga Bandung diimbau untuk melaporkan aktivitas mencurigakan atau mengganggu kepada pihak berwenang. Diharapkan dapat diambil tindakan segera dan tegas berdasarkan laporan masyarakat. Pemerintah Kota Bandung berkomitmen menjaga kenyamanan dan keamanan ruang publik agar tetap bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.
Warga Bandung berharap situasi ini segera teratasi dan Kota Bandung kembali menjadi tempat yang menyenangkan bagi warga dan wisatawan. Bagi warga, keamanan dan kenyamanan ruang publik merupakan hal yang sangat penting untuk dijaga, namun bagi para pengamen sebaiknya tetap memperhatikan etika agar semua orang merasa aman berada di ruang publik.
Dengan meningkatnya perhatian masyarakat dan upaya pemerintah daerah, masyarakat Bandung berharap kejadian serupa bisa diminimalisir bahkan dihilangkan sama sekali. Pemerintah Kota Bandung berkomitmen menjamin keamanan dan kenyamanan seluruh warga sekaligus memberikan ruang bagi para pengamen jalanan untuk mengekspresikan kreativitasnya dengan cara yang terhormat dan beretika. Upaya tersebut diharapkan dapat menyeimbangkan kebebasan berekspresi di ruang publik dan kenyamanan pengunjung, memastikan Bandung tetap menjadi kota yang ramah dan aman bagi semua kalangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H