Menurut Ikhsan (2009:173) "Anggaran merupakan perencanaan manajerial untuk melakukan sesuatu tindakan dalam ungkapan-ungkapan keuangan. anggaran merupakan istilah singkat dari perencanaan laba yang terpadu dan meliputi pilihan-pilihan manajemen dan tujuan-tujuan terhadap organisasi dan penyediaan dana sebagai salah satu acuan dalam menjalankan operasional sehari-hari". Pada dasarnya anggaran adalah sejumlah biaya yang disediakan untuk pelaksanaan suatu kegiatan yang direncanakan dalam waktu tertentu, anggaran juga merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian dalam organisasi sektor publik.
Sedangkan pengertian pembiayaan ialah menyediakan sejumlah uang yang diperuntukkan sebagai kesepakatan antara satu pihak dengan pihak lainnya. sumber pembiayaan juga disebut sebagai pemasukan Tabungan pemerintah. Sumber pembiayaan dibedakan menjadi sumber pembiayaan konvensional dan nonkonvensional. Contoh dari sumber pembiayaan konvensional adalah APBD dan APBN serta pajak. Sedangkan sumber pembiayaan non konvensional ialah PPP (Private Public Partnership), DIF (Development Impact Fee),dll.
Pada artikel ini akan diangkat studi kasus mengenai anggaran dan sumber pembiayan dalam pembangunan Bandara Kualanamu di Medan, Sumatera Utara. Bandar Udara Internasional Kualanamu adalah sebuah Bandar Udara Internasional yang melayani Kota Medan, Sumatra Utara. Bandara ini terletak di Kabupaten Deli Serdang, 23 km arah timur dari pusat kota Medan. Bandara ini adalah bandara terbesar ketiga di Indonesia. Bandara Kualanamu dibangun untuk menggantikan Bandara Polonia Medan.
Wacana perelokasian Bandara Polonia ke Kuala Namu telah direncanakan sejak tahun 1991. Bandara Polonia yang sudah berusia lebih dari 70 tahun dianggap tidak representatif lagi untuk menampung pergerakan penumpang dari dan menuju Sumatera Utara. Dengan kapasitas melayani maksimal hingga 900 ribu orang, sementara arus penumpang di Polonia telah mencapai hingga lima juta orang per tahun.
Pembiayaan pembangunan bandara tersebut merupakan hasil kerjasama Kementerian Perhubungan dan PT Angkasa Pura II. Sebanyak 59% pembiayaan berasal dari Kementerian Perhubungan. Sementara itu, 41% atau Rp 2,5 triliun ditanggung oleh Angkasa Pura II. 59% anggaran negara senilai Rp 3,3 triliun dialokasikan untuk persiapan tanah, runway, taxiway, apron gedung pemerintahan, navigasi, serta bangunan operasional.
Bandara Kualanamu dibangun melalui 3 tahap dalam kurun waktu sekitar 6 tahun dimulai sejak juni tahun 2006. Pada tahap pertama pembangunan direncanakan akan selesai pada tahun 2009 dan akan dioperasikan tahun 2010 dengan daya tamping 8 juta penumpang. Namun akhirnya pembangunan tahap 1 selsai pada tahun 2013. Keterlambatan ini disebabkan oleh penyelesaian air side yang berjalan lambat karena keterbatasan biaya.
Anggaran pembangunan proyek Bandara Internasional Kualanamu di Deli Serdang oleh PT Angkasa Pura II (AP II) ternyata membengkak hingga Rp 500 miliar padahal awalnya anggaran pembangunan Bandara Kualanamu hanya 2,5 Trilliun. Sehingga membuat AP II harus merogoh dana proyek lebih besar lagi dari estimasi awal.
Pada pemaparannya, tim pelaksana yang diwakili Joko Waskito sebagai pimpinan proyek sektor privat dan Prio Budiono untuk sektor publik, menyebutkan adanya pembiayaan operasional pembangunan cukup besar yang belum tertutupi. Kebutuhan tersebut terletak pada pos pembangunan sektor publik untuk periode 2010, yang jumlahnya mencapai Rp 1,4 triliun lebih.
Hal ini disebabkan oleh banyaknya penambahan berbagai fasilitas anggaran pembangunan. Bahkan anggaran tersebut dikatakan bakal membengkak lebih besar lagi karena PT AP II terus akan melakukan pembangunan berbagai fasilitas dan kapasitas Bandara Kualanamu.
Namun, akhirnya pembangunan Bandara Kualanamu tahap 1 berhasil dilakukan dengan muatan penumpang sebesar 8juta. Sementara itu, pembangunan bandara Kuala Namu tahap kedua, rencananya akan meningkatkan kapasitas penumpang di bandara tersebut menjadi 16 juta penumpang.
Diketahui PT Angkasa Pura II (Persero) atau APII sudah melakukan roadshow ke beberapa investor mancanegara untuk memenuhi kebutuhan dana proyek perluasan Bandara Kualanamu. Proyek perluasan Bandara Kualanamu direncanakan akan dilakukan dengan dua tahap dengan nilai total investasi sekitar Rp 20 triliun. Namun, dana yang dibutuhkan untuk tahap pertama sebesar Rp7 triliun.