Lihat ke Halaman Asli

Ujung Persahabatan

Diperbarui: 16 Januari 2025   13:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hujan deras mengguyur kota, membasahi jalanan dan menyiram daun-daun yang lebat. Di sebuah kafe kecil yang bersebelahan dengan taman kota, tiga sahabat, Asya, Zara, dan Brina, duduk bersebelahan. Wajah mereka masing-masing merefleksikan perasaan yang berbeda-beda. Asya tampak murung, Zara terlihat gugup, sementara Brina berusaha keras untuk tersenyum. Mereka bertiga memikirkan ujung persahabatan diantara mereka yang tidak tahu kemana arahnya.

"Aku benar-benar tidak mengerti, Asya," ucap Zara memecah keheningan. "Kenapa kamu tiba-tiba bersikap seperti ini padaku?"

Asya menatap Zara dengan tatapan kosong. "Aku hanya lelah, Zara. Lelah dengan semua kebohonganmu."

"Kebohongan apa yang kamu maksud?" tanya Zara dengan nada tinggi.

"Jangan pura-pura tidak tahu, Zara. Aku sudah tahu semuanya dari Brina."

Brina terdiam, matanya berkaca-kaca. Ia tidak menyangka percakapan akan menjadi seperti ini.

Konflik di antara mereka semakin memanas. Pertemanan yang telah terjalin sejak kecil kini berada di ujung tanduk. Rahasia yang selama ini ditutupi akhirnya terbongkar, memicu rasa sakit dan kekecewaan yang mendalam. Rahasia yang tertutup rapat, kini sudah terbongkar semua.

Flash back beberapa bulan lalu, saat Asya, Zara, dan Brina masih sering menghabiskan waktu bersama. Mereka bertiga sangat dekat, saling berbagi suka duka. Namun, perlahan-lahan, Asya mulai merasakan ada yang berbeda pada sikap Zara. Zara menjadi lebih tertutup dan sering menghindarinya.

Asya mencoba untuk tidak memikirkannya terlalu dalam. Ia berusaha untuk tetap menjadi teman yang baik bagi Zara. Namun, rasa curiga dalam hatinya semakin membesar ketika ia melihat Zara sering bersama dengan seorang cowok bernama Nio.

Asya sering melihat Zara dan Nio berboncengan sepeda motor berdua, Zara dan Nio sering melewati rumah Asya ketika mereka berboncengan sepeda motor. Pertama kali Asya melihat Zara dan Nio berboncengan, Asya sangat kaget, betapa terkejut dan tidak menyangka Zara dan Nio berboncengan berdua. Kini perasaan Asya berubah menjadi sakit hingga kecewa ketika Zara dan Nio sering berboncengan berdua. Di setiap malam minggguan maupun hari-hari libur Zara dan Nio sering keluar berboncengan sepeda motor hingga pulang larut malam, Asya sering melihat mereka.

Di siang hari yang sejuk dengan cuaca mendung, Asya melihat Zara dan Nio sedang bermain badminton berdua, mereka sangat asik bermain dan tertawa Bersama. Rasa sakit dan kecewa yang dipendam Asya tidak tertahan hingga Asya menangis melihat mereka berdua bercanda, bermain hingga tertawa bersama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline