Lihat ke Halaman Asli

Tasya oktaviana

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia UIN SUSKA RIAU

Kurangnya Minat Literasi Orang Indonesia

Diperbarui: 26 Juni 2023   07:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Tasya oktaviana 

UIN SUSKA RIAU

ABSTRAK

Kurangnya minat literasi orang Indonesia menjadi permasalahan yang bisa dibilang serius. Literasi berarti membaca. Kebiasaan untuk literasi harus di biasakan sejak dini. Orang tua, guru dan pemerintah berperan penting dalam meningkatkan minat literasi. Sudah banyak data-data yang menyebutkan bahwa orang Indonesia kurang berminat dalam membaca buku.

Kata Kunci: Minat, Literasi, Orang Indonesia 

PENDAHULUAN

Secara sederhana, literasi berarti membaca dan menulis. Literasi juga dapat diartikan sebagai melek teknologi, melek informasi, berpikir kritis, peka terhadap lingkungan, bahkan juga peka terhadap politik. Seseorang yang dikatakan literat bila ia sudah bisa memahami karena membaca informasi yang tepat dan bertindak berdasarkan pemahamannya terhadap isi bacaan itu. Kepekaan terhadap literasi tidak bisa terjadi secara instan, melainkan harus dilatih sedari kita lahir ke dunia. Proses ini dilakukan dari lingkungan keluarga, dikembangkan lingkungan sekolah, pergaulan dan pada saat dewasa ketika di dunia kerja. 

Berbagai faktor yang menyebabkan seseorang kurang literasi, namun kebiasaan untuk membaca dianggap sebagai faktor utama. Menurut Kimbey (1975:662) kebiasaan adalah perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang tanpa adanya unsur paksaan. Kebiasaan tidak bisa tumbuh sendiri, melainkan dipengaruhi oleh proses belajar dan lingkungan sekitar. 

Budaya literasi sudah seharusnya di dukung oleh pemerintah. Perhatian pemerintah terhadap literasi hanya terlihat di hari peringatan tertentu. Seperti hari peringatan Hari Buku Nasional, diadakan sama seperti tahun-tahun sebelumnya dan berlangsung sepi, tidak ada meningkatkan kesadaran baru tentang buku tentang budaya literasi. Presiden Jokowi bahkan membubarkan Dewan Buku Nasional yang dibentuk pada masa Presiden SBY sehingga tidak ada lagi yang mengurusi pembukuan pada level nasional. 

PEMBAHASAN

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline