Lihat ke Halaman Asli

Taschiyatul Hikmiyah

Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam

Istilah "Single Fighter" Sama dengan Jihad?

Diperbarui: 21 April 2022   11:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Jihad (Sumber: Alfi.id)

"Single Fighter" sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang. Istilah yang berakar dari bahasa inggris tersebut pernah marak diperbincangkan di media sosial.

Paradigma terhadap pemaknaan kata "Single Fighter" sendiri juga menjadi polemik tersendiri bagi netizen. Melansir dari kamuslengkap.com, single berarti sendiri, tunggal. Sedangkan fighter adalah petarung, sosok yang kuat. Sehingga "Single Fighter" dapat dimaknai berperang sendiri.

Sementara itu, bentuk implementasi dari "Single Fighter" juga beragam, sesuai dengan konteks pembahasannya. Jika dikaitkan dengan kehidupan sosial maka akan ada sosok yang dapat dijuluki sebagai "Single Fighter" seperti: seorang tentara yang berperang sebagai bentuk dedikasi kepada negaranya, seorang guru yang berjuang untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta memberantas kebodohan, dll.

Selanjutnya jika dikaitkan dengan sisi religius, istilah "Single Fighter" otomatis sikron dengan kata "jihad fii sabilillah," atau berperang dijalan Allah SWT, namun bukan itu maksud penulis menitikberatkan sudut pandang islam disini. Melainkan korelasi istilah "Single Fighter" dengan konsep Ummat Waahidah.

Ketika definisi istilah "Single Fighter" dapat dimaknai dengan berperang sendiri, lalu apakah ummat waahidah itu umat yang satu?

 Kita telah memahami bahwasannya islam hadir sebagai rahmatan lil alaamiin, membawa rahmat bagi seluruh alam. Bukan rahmatan lil muslimin alias bagi kaum muslim saja. Artinya konsep ummat waahidah disini ialah upaya umat islam menuju kemaslahatan dengan cara persatuan umat bukan sebagaimana definisi penunggalan seperti "Single Fighter."

Kemaslahatan hanya dapat terwujud jika seluruh manusia dapat saling mengedepankan sikap toleransi, selalu mengutamakan kerukunan, dan kesejahteraan menjadi prioritasnya. Jika hanya satu orang yang tau, paham, kemudian sadar, maka rasanya akan terasa sulit mewujudkan kemaslahatan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline