Cepat, praktis, dan aman. Itulah harapan masyarakat ketika melakukan transaksi finansial. Kabar baiknya, berkat dukungan teknologi yang semakin canggih hal itu bisa diwujudkan.
Berbicara mengenai transaksi finansial yang serba cepat dan praktis, saya jadi teringat masa-masa kuliah dulu. Jika sekarang transfer uang bisa dilakukan secara serta merta, waktu itu berkirim uang butuh waktu berhari-hari karena masih menggunakan wesel pos.
Anak zaman sekarang mungkin bertanya-tanya apa itu wesel. Tapi bagi mahasiswa yang menuntut ilmu di perantauan era 90-an pasti akrab dengan wesel.
Wesel adalah layanan pos untuk mengirimkan uang. Bentuknya seukuran kartu pos tapi tak bergambar. Layaknya surat atau kartu pos, pada wesel terdapat perangko, infromasi pengirim, dan informasi penerima. Hanya saja pada wesel tertera nominal rupiah.
Lazimnya layanan pos, wesel butuh waktu berbilang hari untuk sampai di tangan penerima. Masa tunggunya tergantung dari daerah mana wesel dikirim. Semakin jauh, semakin lama.
Bank sebenarnya waktu itu sudah ada. Tapi layanan perbankan belum menjangkau daerah pedesaan. Saat itu gaji Abah sebagai seorang guru madrasah di bawah Departemen Agama masih dibayar tunai dalam amplop warna coklat.
Layanan wesel pos sebenarnya masih eksis sampai hari ini, tapi sudah bertransformasi dalam bentuk online.
Kartu ATM
Selepas kuliah dan mulai bekerja, barulah saya memiliki rekening bank dan kartu debit atau biasa disebut kartu ATM. Perusahaan mewajibkan setiap karyawan untuk memiliki rekening bank.