Lihat ke Halaman Asli

DNA Kain/Qobil Mewarisi Nilai-nilai Kekerasan di Muka Bumi

Diperbarui: 16 November 2015   10:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kain/Qabil dan Habel adalah masing-masing anak pertama dan kedua dari pasangan manusia pertama, Adam dan Hawa. Mereka dilahirkan setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa. Cerita mereka dikisahkan dalam Injil dan Alquran. Dalam kedua versi ini Kain melakukan pembunuhan yang pertama kali dengan membunuh saudaranya setelah Allah menolak korbannya, tetapi menerima korban Habel. Kitab Kejadian memberikan tekanan pada pekerjaan kedua saudara ini; Habel menggembalakan ternak, sementara Kain seorang petani.

Cerita ini berlanjut dengan Allah yang mendekati Kain dan menanyakan di mana Habel berada. Jawaban Kain yang kemudian menjadi ucapan yang sangat terkenal ialah, " Apakah aku penjaga adikku?"

Allah melihat bahwa Kain/qabil mencoba mengelak, karena-Nya Ia mengatakan kepada Kain "Darah [Habel] adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah". Allah mengutuk Kain untuk mengembara di muka bumi.

Dalam kutukan dan pemngembaraannya, Apa yang Kain Usahakan selalu sia-sia setiap tanah yang ia ingin olah menjadi tandus dan kering.

Apakah tadir telah menggariskan bahwa wilayah tandus selalu melahirkan kekerasan,pembunuhan dan darah,sebagai watak warisan nenek moyangnya tsb?..walahualam

salam www.duniasastra.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline