Lihat ke Halaman Asli

Bravo untuk Tayangan "Sinema Wajah Indonesia"

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Beda dengan sinetron premium yg umumnya tayang di jam 20.00 wib-an umumnya tayang di RCTI dan SCTV yg ceritanya sangat klise,dangkal,jauh dari nalar,ekspresi mimik wajah/melotot yg aneh,kamera tektok kiri-kanan,blocking sejajar,banyak adegan basi,kemanapun tokoh protagonis pergi pasti disitu ada tokoh antagonis dll.
Sudah kita ketahui bersama sinetron yang tayang dijam tersebut rata-rata logika berfikirnya seperti mengencingi akal sehat.Bodoh total.

Dan saya sudah menyakini dari dulu, tidak semua sinetron jelek,banyak FTV yang bagus, layak ditonton dan sehat bagi keluarga.salah satunya yang saya kagumi walaupun tidak saya ikuti yakni "Sinema wajah Indonesia" yang ditayangkan SCTV.

Malam ini,tak sengaja saya melihat acara di salah satu stasiun TV ,sebuah tayangan yang sangat bermutu salah satu episodenya mengangkat budaya jawa.Satu kata deh: "Bravo Sinema wajah Indonesia !" ...ehm, ternyata kita bisa membuat tayangan yg mendidik.Mengangkat cerita yang ditarik dari akar budaya Indonesia ,sangat mengena dan begitu indah dalam balutan budaya dan cerita yg begitu membumi.Nah ini baru menampilkan jati diri Indonesia.Kita jadi bangga jadi orang Indonesia dan optimis jika melihat tayangan bermutu seperti itu.

Sayangnya kenapa tayangan bagus tampil di jam-jam kuntilanak alias larut malam?....ironisnya justru tayangan sampah, yang dibuat ngalor ngdul asal-asalan dan bertele-tele tayang dijam utama 20.00 wib.apakah strategi pemilik modal untuk memelihara kebodohan di negeri ini?Apa kita mau percaya rating?,antek asing tuh,mereka sdh mendesign agar bangsa kita (seolah terperangkap dalam kebodohan berjamaah yg akut) jangan mau kita dibodohi oleh rating,rating bisa dipesan dan dibeli !,bangsa Indonesia bukan bangsa bodoh,berikan mereka pencerahan dan harapan, bukan impian kosong dan tayangan bodoh !.


Nah untuk para pembuat beberapa sinetron saya gak tahu judulnya (maaf jika saya terlalu keras dan memang saya tdk peduli,karena mereka sudah kelewatan,perbuatan mereka sudah sangat merusak dan meracuni masyarakat Indonesia) yg pemainnya Nikita willy,Nasyla mirdad,shireen sungkar,Aura Kasih,Dude herlino, Baim wong,Alice Sofie Norin, Arifin Putra ,Miller, Eva Anindhita, Ashraf Sinclair,nabila syakieb dll dan sinetron bodoh yg sejenis lainnya yg tayang jam 20.00 wib.insaflah kalian,baik produser,penulis skenario,sutradara,pemain sinetron, berhentilah membodohi bangsa sendiri...saya udah bosen dan empet liat kalian di TV !


Contohlah sahabat kalian Dedy Mizwar,Slamet Rahardjo,Didi petet dkk !!!!...mencari uang dan keuntungan sah-sah saja tapi jangan meracuni kearifan budaya kita yg telah dititipkan leluhur kita,dengan nilai-nilai yang merusak !.Wahai produser yg katanya cerdas,pahami filosofi ini:" Kalian memberi racun ,kalian juga yang harus memberi penawar racunnya,dalam durasi tersebut, 90% content negatif, positifnya mana?!".


ehm..saya rasa ada orderan atau grand design dr pihak asing dan anteknya di Indonesia untuk memlihara kebodohan agar mereka mau menerima/menelan saja pertarungan nilai-nilai tsb, sebagai anak bangsa saya prihatin.mereka tanpa sadar diracuni nilai2 materialistik,culas,licik,korup,bengis,pemarah dsb.kasihan yg tinggal didesa2 terpencil,saat menyaksikan tayangan konyol tsb, apa yg ada dibenak mereka mengenai tabiat orang kota?,akankan nilai-nilai kearifan semacam kegotong royongan.tenggang rasa dll yg dititipkan para lelehur mereka akan terus bertahan/tergerus zaman ?...Jepang saja yg sudah maju masih memegang teguh nilai tradisi....dalam pertarungan nilai ini ,kita tidak tahu siapa yg akan bertahan, biarlah hati nurani kita yang menjawabnya.....andaikata terjadi revolusi,kalian para produser,sutradara,penulis skenario, kalian harus bertanggung jawab atas rusaknya kearifan nilai budaya, jangan pada kabur keluar negeri lo semua!!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline