Lihat ke Halaman Asli

KKNT MBKM 72 UPNVJT

Mahasiswa KKN-T MBKM Universitas Pembangunan "Veteran" Jawa Timur Tahun 2019

Mahasiswa KKN-T MBKM UPN Veteran Jawa Timur Mengembangkan UMKM Kerajinan Berbahan Dasar Galon Bekas

Diperbarui: 8 Juni 2022   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Bersama Bu Lilis Selaku Pengrajin Daur Ulang dari Galon (Dokpri)

Kelompok 72 KKN Tematik  UPN “Veteran” Jawa Timur  yang beranggotakan 10 mahasiswa dari berbagai prodi akan melaksanakan program KKN Tematik Merdeka Belajar selama 6 Bulan di Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambikerep, Surabaya yang bertujuan untuk mengembangkan potensi wisata serta UMKM yang ada di sana.

Kelurahan Lontar kecamatan  sambikerep memiliki berbagai jenis UMKM salah satunya yang ada di RT.07 RW.05 yaitu kerajinan dari galon bekas yang disulap menjadi pot hias dan celengan.

”Ide kerajinan dari galon bekas berawal dari adanya lomba penghijauan yang diadakan dalam rangka Surabaya Smart City. Kemudian diwaktu bersamaan di RT.07 ada acara kemerdekaan yang akhirnya warga diarahkan untuk menanam jeruk kikit serentak. Dari adanya acara tersebut warga memiliki ide untuk membuat pot dari galon bekas dengan alasan harga bahan yang murah dan desain galon yang unik untuk digunakan” Ucap bu Lilis selaku kader lingkungan serta pengrajin daur ulang dari galon bekas.

Contoh Hasil Kerajinan Daur Ulang Dari Galon Bekas (Dokpri)

Contoh Hasil Kerajinan Daur Ulang Dari Galon Bekas (Dokpri)

Awalnya warga merasa kesulitan dalam proses pembuatan kerajinan galon tersebut namun seiring berjalannya waktu Bu Lilis mengatakan bahwa sudah mulai mengetahui cara untuk mengerjakan dengan cepat dan tepat. Kegiatan daur ulang galon bekas menjadi pot bunga dan celengan ini berjalan sekitar 8 bulan sejak diadakan lomba kemerdekaan yang lalu.

Bu Lilis beserta warga sekitar mencoba membuat berbagai macam model dan karakter agar lebih menarik. Setelah itu kerajinan yang  telah selesai dipromosikan melalui mulut ke mulut dengan media Whatsapp. Dari ide awal tersebut membuat kerajinan ini terkenal dan memiliki banyak pesanan sehingga mvenguntungkan dari segi ekonomi. Saat ini Bu Lilis juga sering menerima pesanan dengan sistem pre order by request.

Namun kerajinan ini membutuhkan proses pembuatan yang cukup panjang. Pemesan harus menunggu setidaknya 2 sampai 3 hari agar kerajinan  mendapatkan hasil maksimal  apabila ada orang yang memesan harus bersabar menunggu setidaknya 2 sampai 3 hari sesuai tingkat kerumitan desain yang dipilih oleh pemesan. Dalam sehari bu lilis dapat menghasilkan 2 sampai 4 galon hias dikarekan kurangnya tenaga kerja yang tersedia. Pot hias tersebut dibandrol harga mulai dari 30.000 sampai 40.000 tergantung tingkat kesulitan desain yang dipilih pemesan. Dengan harga jual yang dipatok segitu, Bu Lilis masih mendapatkan untung yang lumayang, karena bahan baku yang murah dan mudah didapat.

Kelompok 72 mempunyai rencana untuk menjadikan pot bunga dan celengan dari galon ini menjadi salah satu oleh oleh wisata dari Taman Hutan Raya (TAHURA) di Kelurahan Lontar Kecamatan Sambikerep. Karena di wisata Tahura sendiri sudah ada potensi tetapi kekurangan sumber daya manusia, sehingga akan diadakan workshop agar banyak orang yang bisa membuat galon hias tersebut. Tujuan kegiatan workshop sendiri yaitu meningkatkan kualitas SDM masyarakat Lontar agar memiliki ilmu mengolah barang bekas menjadi nilai guna. Selain mengadakan workshop, kelompok 72 juga berencana membantu promosi dan branding UMKM tersebut melalui sosial media seperti instagram, youtube dan tik tok.

Penulis : Achmad Nurul Aisyah dan Ike Nur Fauziah
Editor : Tarwiyah Ayu Permatasari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline