Lihat ke Halaman Asli

"I Love Commuter Indonesia"

Diperbarui: 6 Juli 2018   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DOKPRI

Kita sudah tahu kalau Jakarta itu macet. Jikalau jarak antara tempat tinggal kita dengan tempat pekerjaan kita jauh, maka bersiaplah untuk dilatih lebih strong dan disiplin waktu, karena terlambat sedikitpun dari waktu biasa berangkat kerja, maka akan terlambat juga sampai dikantor. Untuk mendapatkan jalanan yang lebih lempang dengan menggunakan kendaraan pribadi, berangkatlah pagi-pagi benar jikalau tempat pekerjaanmu jauh, dan pulanglah lebih malam atau lebih awal dari jam kerja. Nah, kondisi lalu lintas pasti lancar.

Salah satu solusi transportasi bagi masyarakat urban adalah dengan memilih transportasi tercepat, seperti Commuter Indonesia, online transport, atau trans jakarta. Commuter sebagai pelayanan transportasi bagi masyarakat yang menggunakan sarana Kereta Rel Listrik di wilayah Jakarta. Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) dan sekitarnya.

Bagi saya commuter ini adalah pilihan transportasi yang tepat. Walaupun dari rumah tetap bawa kendaraan dan ditinggalkan di stasiun kereta. Kadang juga menggunakan transportasi online agar cepat tiba di stasiun.

Bagi pengguna commuter JABODETABEK, yang setiap hari menggunakannya, pasti sudah tidak asing lagi melihat banyaknya manusia, ribuan bahkan jutaan setiap hari. Jutaan manusia hilir mudik untuk mencapai tujuannya setiap hari. Naik commuter selalu ada saja kesannya setiap hari, jikalau pengguna commuter memperhatikannya dengan jeli, ada-ada saja pemandangan yang lucu-lucu yang membuat kita tersenyum senyum sendiri atau mungkin yang membuat kita marah, tidak dapat menjaga dan menguasai diri kita.

Hal yang sering saya temui adalah saat commuter tiba di stasiun yang akan kita naiki. Dengan siap dan sigap ambil posisi strategis kita usahakan untuk duluan dan berlomba masuk ke dalam, sementara penumpang yang keluarpun sudah berdesak desakan untuk keluar. Saling dorong mendorong, masuk ke commuter ambil tempat duduk, atau kalau tidak dapat tempat duduk, ambillah tempat yang strategis, aman dan nyaman. 

Petugas commuter selalu mengingatkan agar kita mendahulukan orang yang keluar dari dalam commuter barulah kita masuk. Tetapi pengguna commuter serasa tidak mendengarnya semua seperti dikejar waktu, tidak sabaran dan budaya antri belum tertanam di benak dan sikap kita.  

Disinilah terlihat betapa ganasnya pengguna commuter. Saat itu masih belum jam kerja, tetapi sudah banyak pengguna commuter, saya melihat seorang nenek mau turun dari commuter, sangking banyaknya yang masuk, nenek tersebut terdorong balik ke dalam commuter, syukurnya masih ada orang yang bersabar dan sadar dengan budaya antri. Dia membantu nenek untuk keluar dari dalam commuter dan akhirnya sang nenekpun dapat keluar dari commuter.

Lebih seru lagi kalau melihat gerbong cewe. Cewe yang terlihat lembut bisa dengan ganas kalau berada di dalam commuter. Benarkah begitu, saya yakin commuters yang membaca pasti senyum-senyum. Ternyata perempuan yang lembut, cantik dan gemulai dapat berubah dalam sekejap mata menjadi garang jikalau berhadapan dengan commuter. 

Pemandangan ini hampir terjadi di setiap stasiun. Tidak hanya saat naik dan turun, bahkan saat naik escalatorpun berebutan, syukurnya escalator ada tangga-tangganya, mungkin kalau escalatornya flat dan tidak ada tangganya seperti escalator pembawa barang boleh dilihat kalau kita belanja ke Carrefour, escalatornya flat, pengguna commuter mungkin juga akan berdesak-desakan dan berebutan untuk berdiri paling depan, seperti kita semua orang sibuk dan ingin terburu buru sampai di tempat tujuan. 

Kadang beberapa pengguna commuter duduk dan diam seribu bahasa, padahal di depannya berdiri ibu hamil, ada orang yang menggendong bayi dan membawa anak. 

Orang yang masih muda yang duduk diam seribu bahasa harus diminta dulu untuk memberikan tempat prioritas bagi mereka. Sepertinya kita masih perlu belajar untuk peduli dan aware dengan sekeliling kita. Sebenarnya sih sudah ada bangku prioritas diberikan kepada ibu hamil, penyandang cacat, lansia dan membawa anak. Tetapi tempat ini bisa penuh karena banyaknya pengguna bangku prioritas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline