Lihat ke Halaman Asli

Gerakan Dipaksa, Terpaksa, Terbiasa, dan Budaya

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1368936868522873513

[caption id="attachment_262226" align="alignnone" width="640" caption="Melatih kerapian dalam berseragam dan berbaris merupakan bagian dari penanaman karakter bangsa"][/caption] SUTARNO. Mungkin terdengar aneh, DIPAKSA, TERPAKSA, TERBIASA dan BUDAYA, tetapi itulah yang dilakukan SMK Negeri 1 Miri Sragen Jateng guna menanamkan berbagai budaya dalam diri siswa dan keluarga besar sekolah. Hal ini dipandang perlu sebagai bentuk keprihatinan sekolah melihat perkembangan peserta didik khususnya yang semakin mejauh dari budaya-budaya ketimuran. Tidak hanya sebatas budaya dalam kategori social, tetapi juga masalah budaya-budaya untuk dirinya sendiri yaitu budaya hidup aktif dan sehat. [caption id="attachment_262227" align="alignnone" width="640" caption="Halaman depan sekolah"]

13689372461572778884

[/caption] [caption id="attachment_262230" align="alignnone" width="640" caption="Selasar ruang kelas"]

13689379142098601328

[/caption] [caption id="attachment_262228" align="alignnone" width="640" caption="Halaman belakang sekolah"]

13689373731917926202

[/caption] RUANG LINGKUP PENDEKATAN
  1. HAKEKAT DIPAKSA. Dalam hal pelaksanaan pembudayaan hidup aktif dan sehat, aturan yang dipaksakan kepada seseorang tersebut adalah mencakup keseluruhan pola tingkah laku dalam kehidupan seluruh warga SMK Negeri 1 Miri Sragen baik kehidupan di rumah maupun di lingkungan sekolah. Dari semua aturan yang dipaksakan ini harus dijalankan dan diharapkan nantinya semua pola tersebut seseorang akan menjadi terpaksa untuk menjalankannya. Adapun muara dipaksa di sini yang diharapkan adalah akan menjadi suatu yang terpaksa harus dijalankannya.
  2. HAKEKAT TERPAKSA. Terpaksa di sini adalah berbuat di luar kemauan sendiri karena terdesak oleh keadaan, mau tidak mau harus dan tidak boleh tidak. Hal-hal tersebut mencakup semua tingkah laku seseorang yang mau tidak mau harus menjalankannya karena ada sesuatu yang memaksanya. Dalam hal pembudayaan hidup aktif dan sehat, aturan yang harus dijalankan seseorang tersebut adalah mencakup keseluruhan pola tingkah laku dalam kehidupan seluruh warga SMK Negeri 1 Miri Sragen baik kehidupan di rumah maupun di lingkungan sekolah. Dari semua aturan yang terpaksa harus dijalankan inilah diharapkan nantinya semua pola tersebut akan menjadi terbiasa dalam kehidupan sehari-hari. Adapun muara terpaksa di sini yang diharapkan adalah akan menjadi suatu kebiasaan, sedangkan hulu dari terpaksa di sini adalah dipaksa.
  3. HAKEKAT TERBIASA. Pada dasarnya muara terbiasa adalah menjadi suatu budaya. Terbiasa adalah sesuatu yang lazim dilakukan. Hal-hal tersebut mencakup semua tingkah laku dan kebiasaan. Dalam hal pembudayaan hidup aktif dan sehat, kebiasaan di sini adalah mencakup keseluruhan pola tingkah laku dalam kehidupan seluruh warga SMK Negeri 1 Miri Sragen baik kehidupan di rumah maupun di lingkungan sekolah. Dari semua kebiasaan inilah diharapkan nantinya semua pola tersebut akan menjadi budaya dalam kehidupan sehari-hari.
  4. HAKEKAT BUDAYA. Mengenai budaya yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide gagasan yang terdapat di dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan budaya adalah hal-hal yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi seni dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

[caption id="attachment_262245" align="alignnone" width="640" caption="Mematikan mesin kendaraan di lingkungan sekolah"]

1368941917273520617

[/caption] [caption id="attachment_262248" align="alignnone" width="640" caption="Gerakan keluar kelas pada saat istirahat"]

13689425121370609266

[/caption] LANGKAH PENDEKATAN DIPAKSA, TERPAKSA, TERBIASA DAN BUDAYA Adapun langkah-langkah untuk menjadikan sesuatu menjadi suatu budaya, SMK Negeri 1 Miri Sragen menerapkan beberapa hal, antara lain :
  1. Ada sesuatu yang harus “dipaksa” untuk dijalankan oleh orang lain; Merupakan hal yang sulit untuk dijalankan. Pada dasarnya budaya dapat dibentuk, tetapi membutuhkan kurun waktu yang lama. Karena hal ini mencakup sesuatu yang baru yang harus dijalankan secara bersama-sama.
  2. Orang lain akan terpaksa menjalankan; Walaupun membutuhkan suatu periode yang lama, bukan berarti suatu budaya tidak dapat dibentuk. Hal pertama yang harus dibentuk, kita harus mampu menekan seseorang untuk menjalankan hal yang kita inginkan. Oleh sebab itulah hal pertama yang harus dilaksanakan kita harus mempunyai sesuatu yang harus dipaksa untuk dijalankan oleh orang lain. Jika sesuatu tersebut telah dipaksakan kepada orang lain untuk dijalankannya, maka orang lain tersebut akan menjalankannya dengan terpaksa.
  3. Dikontrol agar terbiasa; Dalam kondisi terpaksa, terkadang seseorang menjalankannya tidak sesuai dengan harapan kita, oleh sebab itulah peran kita dibutuhkan di sini. Kita harus mampu mengontrolnya, sehingga jika di sini dapat dijalankan dengan terus-menerus diharapkan akan dapat menjadi sesuatu yang terbiasa.
  4. Budaya; Jika sesuatu telah menjadi hal yang terbiasa secara terus menerus, inilah yang akan menjadi budaya.

[caption id="attachment_262261" align="alignnone" width="640" caption="Halaman sekolah tampak atas"]

1368944363814770623

[/caption] [caption id="attachment_262255" align="alignnone" width="640" caption="Halaman sekolah yang nyaman"]

13689432381104534101

[/caption] HASIL IMPLEMENTASI PENDEKATAN DIPAKSA, TERPAKSA, TERBIASA DAN BUDAYA Adapun hasil yang tumbuh di lingkungan sekolah setelah dilaksanakannya pendekatan dipaksa, terpaksa, terbiasa dan budaya adalah sebagai berikut : Kebijakan
  • Komitmen bersama pembudayaan HAS;
  • Di bentuk Tim kepemimpinan HAS.

[caption id="attachment_262259" align="alignnone" width="640" caption="Poster di setiap ruang kelas sebagai pengingat komitmen bersama yang harus dijalankan"]

13689435561091702698

[/caption] Kedisiplinan
  • Kedisiplinan siswa dalam mentaati tata tertib terus meningkat dengan indikasi semakin sedikitnya siswa yang melanggar tatib;
  • Potongan rambut 100% cepak. Selain menghimbau kepada semua siswa, sekolah menyediakan alat cukur rambut;
  • Masuk kelas bebaris. Dalam melaksanakan kegiatan secara berkelompok, misalkan masuk kelas jam pertama, atau masuk kelas setelah istirahat, menuju lapangan OR, menuju ruang praktek, maka siswa wajib berjalan secara berkelompok dengan cara berbaris;
  • Keluar kelas waktu istirahat. Hal ini untuk mendorong siswa agar lebih aktif dan menggerakkan anggota tubuh mereka setalah mengikuti pembelajaran;
  • Kelengkapan berkendara. Hal ini mencakup kelengkapan aksesoris kendaraan, misal spion harus komplit, kanpot harus standar. Semua demi keselamatan diri siswa dalam berkendara.

[caption id="attachment_262252" align="alignnone" width="640" caption="Kedisiplinan siswa tercermin dan terbentuk dari hal kecil"]

1368942995885446249

[/caption] Peduli Lingkungan
  • Gerakan pungut sampah setelah OR bersama / upacara;
  • Jum’at bebas kendaraan, di lingkungan sekolah untuk menekan polusi (khusus bapak / ibu guru karyawan);
  • Mematikan kendaraan saat memasuki area sekolah (khusus siswa);
  • Merawat area taman kelas. Setiap kelas telah diberikan area untuk selalu dirawat kelas tersebut di bawah arahan wali kelas masing.

[caption id="attachment_262247" align="alignnone" width="640" caption="Gerakan memungut sampah seusai senam bersama"]

13689421591571367477

[/caption] Pengukuran Gerakan Hidup Aktif dan Sehat
  • Intensifikasi latihan dalam Ekskul;
  • Kompetisi olahraga antar kelas dalam program mingguan, bulanan;
  • Pengukuran Kebugaran Siswa;
  • Senam bersama untuk siswa, guru, dan karyawan sekali dalam seminggu.

[caption id="attachment_262260" align="alignnone" width="640" caption="Penyerahan hadiah lomba mingguan yang diserahkan setiap upacara hari Senin"]

13689439901059848560

[/caption] [caption id="attachment_262265" align="alignnone" width="640" caption="Penghargaan dari Kementerian Pendidikan Nasional sebagai sekolah sehat"]

13689455761387240855

[/caption] Walaupun mungkin belum mampu mengakomodasi semua kebutuhan, tetapi paling tidak hal ini telah mampu memberikan kontribusi dalam menanamkan karakter bangsa, bagaimana menurut saudara ? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Salam | Blog Pribadi | Facebook | Twitter -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline