Lihat ke Halaman Asli

Efektifkah Melarang Siswa Membawa HP ke Sekolah ?

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1354862096684738333

[caption id="attachment_228042" align="alignnone" width="680" caption="Hanya sebagian kecil kemajuan TI yang dimanfaatkan dalam pembelajaran | dok. pribadi"][/caption] SUTARNO. Dalam upaya meningkatkan dunia pendidikan di Indonesia, pemerintah terus berupaya untuk mendorong pelaku dunia pendidikan. Begitu juga upaya pemerintah dalam mendorong penggunaan kemajuan teknologi informasi di dunia pendidikan.Terlepas dari upaya pemerintah mendorong penggunaan kemajuan TI, muncul berbagai persoalan yang dihadapi pelaku-pelaku dunia pendidikan. Kemajuan TI muncul seperti halnya buah simalakama. Selain memberikan dampak positif ternyata kemajuan TI dipandang berpotensi melemahkan perkembangan karakter pada peserta didik.Terlepas dari hal tersebut, kemajuan dan perkembangan TI ternyata lebih pesat jika dibandingkan dengan dunia pendidikan kita. Di sisi lain kita berharap bisa membonceng kemajuan TI, tetapi di sisi lain berbagai pihak men-cap bahwa TI (HP, FB dsb) sebagai racun bagi siswa. Dalam upaya mencegah hal negative tersebut, sekolah berlomba-lomba untuk mencegah perkembangan TI meracuni siswa, antara lain sekolah melarang siswanya membawa alat komunikasi ke sekolah. Efektifkah hal ini sebagai upaya menghambat racun bagi siswa ? Kemajuan TI 2X Lipat Kemajuan Pendidikan Mengapa hal ini terjadi ? Secara logika sangat mudah untuk menjelaskan hal ini. Secara regular, kemajuan dan perkembangan dunia TI terus berkembang dan mengalir. Dunia TI terus berupaya dan berbenah diri memberikan kemudahan kepada pelanggan. Di sisi lain mereka terus berupaya untuk dapat bertahan di antara kompetitor-kompetitor yang ada, oleh sebab itu mereka selalu untuk berbenah diri menyempurnakan produk yang dihasilkan. Di sisi lain, keberadaan TI (sebut saja HP atau FB) bagi siswa dipandang sebagai momok dan meracuni. Sekolah berupaya menghambat penggunaan kemajuan tersebut. Dalam kondisi semacam ini, seperti halnya pada saat kita adu jago, tetapi satu jagonya kita pegang sementara jago yang lain kita lepas. Satu sisi dapat berekspresi secara lepas, sedangkan yang lain terkekang dan sulit untuk bernafas, dengan dalih menghambat kontaminasi racun bagi siswa. Efektifkah Usaha Sekolah ? Sebut saja misalkan masalah HP. Rata-rata sekolah berusaha melarang siswanya membawa Hp pada saat jam pembelajaran. Hal ini dipandang sangat mengganggu dan dapat dimanfaatkan siswa untuk hal-hal yang negative. Tetapi kenyataan di lapangan siswapun berusaha sembinyi-sembunyi membawa HP. Dengan kejadian semacam itu, maka siswa akan berurusan dengan sekolah terutama kesiswaan, karena dipandang melanggar ketentuan yang telah ditetapkan. Oleh sebab itulah jika terdapat hal semacam itu sekolah harus mengeluarkan energi ekstra dalam menangani siswanya. Sehingga banyak waktu yang tersita hanya sebatas untuk membendung laju teknologi tersebut. Apakah mampu secara terus-menerus membendung laju perkembangan teknologi tersebut ? Padahal laju perkembangan teknologi sangat cepat dan bervariatif. Bagaimana jika kita manfaat teknologi tersebut ? Jika memang sekolah sangat kerepotan dalam menanggulangi laju kemajuan tersebut, bagaimana jika sekolah memanfaatkan laju perkembangan tersebut untuk diarahkan dalam dunia pendidikan yang lebih positif. Dalam beberapa kesempatan saya menolak dengan tegas usaha sekolah dalam melarang siswa membawa Hp ke sekolah. Hal ini saya pandang sebagai usaha yang sia-sia. Energi kita terlampau kecil untuk menanggulangi banjir teknologi yang sedang terjadi. Energi kita sangat terbatas, sedangkan laju kemajuan teknologi komunikasi semakin deras. Adapun usaha yang saya coba terapkan dalam meminimalisir dampak negatifnya adalah dengan mengarahkan pemanfaat Hp dalam pembelajaran. Hal ini saya pandang lebih tepat dan ternyata hasilnya juga sangat baik serta mendapat respon siswa yang cukup antusias. Karena saya memandang Hp bukan hal yang mahal dan semua siswa pasti mempunyai. Fasilitas yang ditawarkan Hp pun sudah sangat beragam. Untuk facebook, email atau menjalankan aplikasi yang lain tidak menjadi masalah. [caption id="attachment_228043" align="alignnone" width="680" caption="Salah satu group FB yang saya gunakan untuk pembelajaran | facebook.com"]

13548627142055892027

[/caption] Dalam pemanfaatannya saya membuat email tugas siswa dan group dalam Facebook. Saya selalu memberikan tugas kepada siswa melalui facebook, baik hanya sebatas komentar atau mengirim file-file makalah. Dan pola semacam ini telah kami terapkan untuk 2 tahun terakhir. Fenomena kemajuan teknologi saat ini sebenarnya pernah terjadi di dunia kesehatan. Pada saat pertama kali dilontarkannya ide pembuatan kondom untuk menekan penyakit kelamin dan sejenisnya, banyak mendapat tekanan dan cemoohan dari berbagai kalangan. Tetapi apakah yang terjadi dikemudian hari ? Begitu juga pada saat ditemukannya bom atom pertama kali. Masyarakat dunia mengecam habis-habisan teknologi tersebut. Tetapi karena masyarakat dunia merasa tidak mampu membendungnya, maka orang berfikir lebih positif dengan memanfaatkannya untuk keperluan-keperluan yang lebih baik. Salah satunya dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. Masihkah kita akan menolak kemajuan teknologi ! Apakah kita mampu membendung kemajuannya ? Begitu juga dengan kemajuan teknologi ini, apakah sekiranya energy kita cukup untuk menolak hal itu ? Jika sekiranya kita tidak mampu membendungnya kenapa kita tidak berbuat lain, dengan memanfaatkan kemajuan tersebut demi kemajuan pendidikan, apa salahanya bukan ? Di dunia ini selalu diciptakan untuk berpasangan. Semua tindakan pasti akan menghasilkan 2 akibat yang bertolak belakang, tergantung kita bagaimana meminimalisir atau mengubah hal negative tersebut menjadi sesuatu yang positif. Hal ini memang sulit dan penuh tantangan. Karena pada dasarnya hidup adalah sebuah perjuangan. Bagaimana pendapat saudara ?

lomba

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Salam | Blog Pribadi | Facebook | Twitter -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline