Lihat ke Halaman Asli

Kendaraan Macet di Lintasan KA Bukan Karena Magnet

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13460823371330640043

[caption id="attachment_208951" align="aligncenter" width="680" caption="Menerobos perlintasan kereta api | dok. pribadi"][/caption] SUTARNO. Senin, 27 Agustus 2012 sekitar jam 21.30 Wib, saya sempatkan membuka komasiana.com untuk baca-baca artikel yang terupdate hari waktu itu. Seperti umumnya pembaca komasiana.com, hal pertama yang dilirik adalah menu HL. Salah satu artikel yang saya baca adalah “Mengapa Kendaraan Sering Mati di Lintasan Kereta..?". Artikel dari saudara Taryadi Sum. Menurut saya ini adalah ulsan yang menarik dan hal itu memang sering terjadi di lapangan. Setelah membaca secara tuntas ada bebarapa bagian yang membuat saya timbul tanda Tanya. Salah satu alasan mengapa kendaraan sering mati di lintasan kereta yang ditulisankan berdasarkan informasi yang diperoleh penulis dari seorang yang dikatakan ahli di bidang “elektrik-automotif”, alasannya yaitu sebagai berikut :

13460821111027040619

Menurut saya hal itu belum ada bukti ilmiah yang mengarah ke sana. Secara pemikiran awam saja, jika hal itu benar (Jika ada magnet yang besar di relnya), maka setiap ada kereta yang jalan, maka rel KA akan dipenuhi dengan logam-logam yang berceceran di sekitar perlintasan. Hal ini karena logam itu tertarik oleh magnet buatan yang timbul di rel tersebut. Apakah ini terjadi ? Untuk membuktikan hal itu caranya sederhana saja. Kita letakkan berbagai macam logam(yang kecil-kecil saja agar jika ada magnet biar cepat ketarik) sedekat mungkin dengan rel kereta api. Tunggu hingga ada kereta api lewat. Perhatikan pada saat ada kereta lewat, apakah logam-logam tersebut ada yang ketarik rel KA atau tidak. Jika ketarik, alasan tersebut benar dan jika tidak ketarik alasan itu tidak benar. Menurut saya logam tidak akan ketarik rel. Artinya memang tidak ada timbulnya magnet seperti yang diungkapkan saudara Taryadi Sum dari sumber yang ditanyai tersebut. Atau jika ingin membuktikan yang lebih rumit, kita dapat mencoba di rumah. Caranya kendaraan dihidupkan, lalu dibawahnya di beri magnet yang cukup besar. Kendaraan akan mati atau tidak. --------------------------------- Jika kita mengingat pelajaran di SMP dulu, pada saat kita diajarkan bagaimana cara membuat magnet, maka kita akan tahu yang sebenarnya. Magnet buatan itu timbul akibat adanya aliran listrik yang melalui induktansi (lilitan). Maka sewaktu SMP dulu kita disuruh mencoba untuk membuat magnet dengan cara paku yang dililiti oleh kawat email (inti kabel). Lalu dialiri dengan sumber tegangan. Di bawah paku diberi logam kecil-kecil. Maka logam tersebut akan ketarik oleh paku. Hal ini dikarenakan paku berubah menjadi magnet buatan, sehingga menarik benda-benda logam yang ada di sekitarnya. [caption id="attachment_208953" align="aligncenter" width="340" caption="Timbulnya magnet buatan | engineeringtown.com"]

13460826211686059935

[/caption] Sedangkan pada kereta, cara kerja kereta adalah berdasarkan atas penggerak yang digunakan. Ada yang menggunakan diesel (KRD), mesin (Argo Bromo, Argo Wilis dsb), atau mungkin motor listrik (KRL). Kalaupun ada lilitan, itupun hanya pada generator yang ada pada kereta (Biasanya generator pada kereta di gerakkan dengan mesin tersendiri, tidak seperti mobil atau sepeda motor yang juga digerakkan oleh mesin yang sama). Generator ini berguna untuk membangkitkan arus listrik sebagai sumber penerangan, AC ruang ataupun kebutuhan lain. Jika dikatakan magnet untuk menjaga keseimbangan kereta, saya kira hal itu kurang tepat. Karena kereta api telah di rancang perbandingannya antara lebar, tinggi maupun tempat duduk penumpang. Pada kereta telah dirancang bahwa beban yang timbul daru beban kereta dan muatannya terletak di bagian tengah ke bawah, bukan tengah ke atas. Hal ini bertujuan agar timbulnya keseimbangan kereta pada saat jalan atau berhenti tetap lebih berat pada beban tengah ke bawah. Menurut saya, kejadian-kejadian itu terjadi karena hanya kesalah pelaku / korban semata. Karena pengendara telah mengetahui akan segera ada kereta yang lewat, maka perhatian orang tersebut akan terpecah. Yaitu antara perhatian / konsentrasi berkendara dan kosentrasi mendahului kereta. Dalam kondisi semacam ini, biasanya kosentrasi kita lebih banyak tertuju pada keretanya, sehingga kita hanya sedikit berkonsentrasi pada pengendalian kendaraan. Karena konsentrasi pada kendaraan yang kecil tersebut, maka dimungkinkan kita salah dalam mengendalikan pegas, kopling ataupun rem. Sehingga dimungkinkan kendaraan akan mati. Apapun yang terjadi, berhati-hati dan memberi kesempatan kereta lewat adalah tindakan yang bijaksana dan demi keselamatan diri kita sendiri. ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Salam | Blog Pribadi | Facebook | Twitter -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline