Lihat ke Halaman Asli

TARMIDZI AFM

Guru Bahasa Indonesia SMP Citra Alam.

Kimpul Rebus Penghantar Asa

Diperbarui: 13 Februari 2024   21:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Drama kelas 9 SMP Citra Alam/dokpri

              "Asholaaaaatukhoirumminanaum..."suara merdu terdengar di kampung Jontor membuat suasana tentram. Tidak kalah dengan sinar fajar yang bandel memunculkan sosoknya untuk melihat suasana kampung halaman ini. Begitu juga dengan embun pagi yang saling berebutan menikmati suasana pagi sebelum siang menggantikannya. Wajar saja kampung ini terasa sejuk, karena rumput-rumput hijau, bunga-bunga yang bermekaran dan tanaman lainnya masih tumbuh subur. Hempasan angin dingin yang tersentuh lembut membuat suasana pagi semakin sejuk.

          Terlihat orang-orang yang berpakaian rapi keluar dari rumahnya untuk menunaikan sholat subuh berjamaah di Masjid Al-Ikhlas. Kemudian mereka bermunajat kepada sang Kholiq. Rasa semangat dan antusias beribadah masih menggelora di kampung ini. Inilah suasana Kampung Jontor yang menggambarkan ketenangan dan ketentraman.

            Dari kejauhan Masjid Al-Ikhlas terlihat satu titik cahaya yang bersinar. Cahaya itu muncul dari rumah yang  selalu setia menemani tuannya dari serangan alam. Terdengar suara batuk dari balik pintu "Uhukk....uhukk..."suara ini berasal dari Bapak Imran yang masih berbaring di kamar tidur dan tidak bisa melaksanakan sholat berjamaah di Masjid Al-Ikhlas. Bukan suatu kesengajaan, melainkan rasa sakit yang dideritanya membuat ia tidak mampu menggerakkan raganya untuk sholat berjamaah. Bapak Imran merupakan guru SD Swasta Jontor yang rajin beribadah. Bahkan sebelum adzan dikumandangkan dia selalu menyempatkan dirinya datang ke masjid lebih awal, tujuannya agar bisa merapikan sajadah dan menyempatkan diri membaca Al-qur'an.

          Bapak Imran dikaruniai 2 anak yang soleh dan soleha. Ali adalah anak pertama yang bersekolah di SMPN 1 Jontor, dan Aliya anak kedua yang bersekolah di SDN 5 Jontor. Hidup mereka tidak ditemani oleh sosok ibu karena ibunya telah meninggal ketika melahirkan Aliya. Itulah sebabnya Bapak Imran sering sakit-sakitan karena harus mengurus semuanya.

        " Uhukk..uhukk..Ali..Aliya ayo bangun... kita sholat subuh! "kata Bapak Imran yang masih menyempatkan dirinya membimbing anak-anaknya untuk beribadah. Selain menjadi seorang guru di sekolah, ia juga harus mahir mendidik anak-anaknya di rumah.

"Iya Ayah..." sahut Ali yang berusaha membuka matanya  tampak terlihat ngantuk karena semalam bergadang menemani Ayahnya. "Ayah sini aku bantu buat ngambil air wudhunya". Ali menawarkan kepada ayahnya karena masih terlihat lesu. Ali pun membantu ayahnya dan membangunkan Aliya "Dek...Ayo bangun!" kata Ali sambil menyenggol-nyenggol kakinya Aliya . "Iya...kak " sahut Aliya. Akhirnya mereka mengambil air wudhu dan menunaikan sholat subuh berjamaah.

         Doa' pun mereka panjatkan kepada Allah yang maha kuasa. "Ya Allah sembuhkanlah Ayah kami tercinta, kami sayang Ayah..." kata Ali "aku juga sayang ayah ya Allah, aku juga sayang ibu walaupun aku belum pernah merasakan pelukan ibu, tapi aku yakin ibu pasti bahagia di dekat-Mu, memakai baju yang bagus...memakai mahkota, mempunyai sayap, dan tersenyum mengawasi kita agar tidak berbuat jahat, supaya kita bisa berkumpul di sana..iya kan kak..?" lanjut Aliya dengan suara cadel namun kata-katanya seperti orang dewasa. Tidak terasa air mata Bapak Imran menetes melihat anak-anaknya yang begitu soleh dan soleha. " Bu..kamu pasti bahagia lihat anak-anak kita sangat soleh dan soleha "Sahut Bapak Imran. Ali dan Aliya pun memeluk ayahnya sangat erat." Kami sayang ayah..." kata mereka berdua.

            Cahaya matahari pun mulai beranjak naik. Suara ayam berkokok terdengar merdu menandakan keasrian kampung halaman ini. Ali dan Aliya pun tidak kalah semangat dengan suara ayam berkokok, mereka sibuk membuat makanan untuk sarapan, walaupun masakannya tidak sejago ayahnya. Biasanya sebelum Ali dan Aliya berangkat sekolah, Bapak Imran selalu menyiapkan sarapan. Namun pada hari ini, gantian Ali dan Aliya lah yang menyiapkan makanan untuk ayahnya."Ayah...lihat deh kak Ali jago masak, saking jagonya sampe cemong-cemong kaya gitu.." sahut Aliya dengan nada semangat sambil menunjukan hasil masakan Ali ke ayahnya.

         "Wah...anak-anak  ayah jago masak ya " kata Pak Imran sambil tersenyum girang. " Iya ayah, kami buatin masakan spesial buat ayah, jadi ayah harus sembuh ya, sekarang ayah makan dulu ya..!" kata Ali yang dari tadi sudah membawa hasil masakannya."Iya nak..insyaAllah ayah pasti sembuh kok" kata Pak Imron dengan nada optimis." Ayah.. sini Aliya suapin.." sahut Aliya. " iya boleh putri ayah yang cantik..." kata ayah sambil tersenyum. Aliya pun menyuapi ayahnya dengan semangat dan penuh bakti. Selesai mereka makan Ali dan Aliya siap-siap berangkat sekolah. Kebetulan hari ini  Ali akan melaksanakan Ujian Tengah Semester yang sudah di jadwalkan dari minggu kemarin.

         Ali pun sudah mempersiapkannya dari jauh-jauh hari, jadi pas detik-detik akan melaksanakan ujian, Ali tidak perlu belajar lagi karena materinya sudah dipahami. Ali termasuk orang yang rajin dan disiplin, jika ada Pekerjaan Rumah (PR) langsung ia kerjakan setelah pulang sekolah sekaligus mengulang-ulang pelajaran yang hari ini dibahas supaya materinya tidak lupa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline