Lihat ke Halaman Asli

Tarjum Sahmad

Sambil bekerja, menekuni dunia marketing dan jalani hoby menulis.

Haruskah Pembangunan Menggusur Keindahan Desaku?

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14187901651408271835

[caption id="attachment_341628" align="aligncenter" width="490" caption="Lambaian kembang ilalang yang akan segera hilang"][/caption]

Ladang hijau dengan kembang ilalang yang indah dan kebun-kebun rindang di desaku tak lama lagi akan hilang dibuldozer untuk bangunan pabrik. Sebagai anak desa yang lahir, besar dan tinggal di desa, aku sedih, keindahan alam desaku akan tergusur, walau semua ini untuk sebuah tujuan yang diberi nama pembangunan, kemajuan dan investasi.

Haruskah industri dan pembangunan menggusur lahan-lahan produktif? Tak adakah aturan pemerintah soal tata ruang, mana tanah yang boleh dan tidak boleh digusur untuk bangunan pabrik? Haruskan industri mengorbankan keindahan alam, budaya dan tradisi sebuah desa?

[caption id="attachment_341629" align="aligncenter" width="486" caption="Ladang hijau ini sudah terjual"]

14187903312051258151

[/caption]

[caption id="attachment_341630" align="aligncenter" width="478" caption="Ladang ilalang yang akan segera di buldozer"]

1418790393852938415

[/caption]

Tanah puluhan hektar yang terhampar luas seperti terlihat di foto-foto diatas, semua sudah dijual ke investor dengan harga yang tergolong murah. Pembelian tanah besar-besaran terjadi setelah pembangunan jalan tol Trans Jawa (Cikampek–Palimanan) yang melewati bagian selatan desa kami dimulai. Tanah-tanah di sepanjang jalur tol dibeli oleh mereka yang berkantong tebal dan punya naluri bisnis tinggi. Karena tak lama lagi harga tanah di sepanjang jalan tol itu akan melonjak naik. Sudah terbayang di depan mata keuntungan dari penjualan kembali tanah itu nantinya.

[caption id="attachment_341640" align="aligncenter" width="481" caption="Ruas Tol Cikampek-Palimanan yang melintasi desaku"]

14187912371370990413

[/caption]

[caption id="attachment_341641" align="aligncenter" width="486" caption="Ruas tol yang melewati ujung selatan desaku"]

14187914781748315815

[/caption]

Kemarin, di tengah terik mentari, aku menjelajahi tanah-tanah di pinggiran desaku. Tak rela rasanya, ladang dan kebun yang indah ini akan digaruk dan ditanami tiang-tiang beton. Sebelumnya tanah ini dipenuhi pohon rambutan dan beragam pohon buah-buahan yang rindang. Dulu waktu masih sekolah, aku sering menjelajahi kebun-kebun rindang dan ladang hijau ini, mencari rumput untuk makanan domba-domba piaraanku.

[caption id="attachment_341633" align="aligncenter" width="480" caption="Dulu lahan ini rindang oleh pepohonan, sekarang sudah ditebang"]

1418790495844325083

[/caption]

[caption id="attachment_341634" align="aligncenter" width="461" caption="Lahan yang sudah dijual, pepohonannya mulai ditebang"]

1418790665533796884

[/caption]

[caption id="attachment_341635" align="aligncenter" width="461" caption="Sebagian tanah sudah di buldozer"]

14187908851722871440

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline