Lihat ke Halaman Asli

Jangan Takut Kulit Kita Gosong!

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Yups, jangan takut kalau kulit kalian semua gosong karena terkena sengatan sinar matahari. Tidak ada salahnya sekali-kali kulit kita berada dibawa terik. Jika ingin agak repot sedikit ya pakailah pelembab kulit seperlunya. Soalnya bawaan kami ketika melaksanakan kemah pastilah sangat minim. Tas yang dipakai untuk membawa bekal tidaklah bisa memuat banyak. Kalau ada yang bawa koper besar nanti dikira pindahan rumah.

Ya, ketika kita melaksanakan kemah semua serba terbatas. Kalau bawaan kita ada yang kelupaan itu juga hal yang wajar. Maka ada baiknya jika hendak melakukan kemah semua bawaan, jika perlu dicatat terlebih dahulu. Kalau ada catatan kita bisa mengecek satu persatu bawaan kita. Tapi tentunya tidak membebani kita. Jika kemahnya jauh, bawaannya banyak. Bisa-bisa kita repot sendiri diperjalanannya. Tidak asyik kan, kalau baru mulai udah repot duluan. Dengan adanya catatan juga berguna nanti jika kita sudah selesai dan hendak pulang kemah.

Kembali pada kemah yang pada umumnya diselenggarakan di tanah lapang. Untuk mendirikan beberapa tenda perlu tanah lapang yang luas. Nah kelemahannya ketika siang hari kita seakan berada dibawah sinar matahari. Eits, tapi kalu melihat sejarah perjuangan rakyat Indonesia ketika mengusir penjajah dengan segala keterbatasan rasanya kegiatan kemah yang kita lakukan tidaklah seberapa. Pejuang jaman dulu harus berada dibawah terik matahari dan terpaan hujan demi perjuangan bangsa Indonesia. Jadi kalau kulit kita agak gosong sedikit tidak apalah.

Kegiatan kemah dilakukan dengan tujuan kepada  diri kita berlatih  bersahabat dengan alam. Ketika kita melakukan suatu kegiatan tidak jarang harus belepotan badan dan baju kita oleh tanah. Ini menandakan kita bersahabat. Apakah kita harus menjauh dari itu semua? Sementara kita semua berpijak di bumi dan kita semua mandi dengan air yang muncul dari sumber yang terdapat didalam bumi pula. Secara tidak langsung kita tidak meninggalkan alam ini.

Kalau kita melakukan kemah kita bisa alih-alih seperti tingkah orang bule yang suka berjemur di pantai ketika musim panas. Tapi kita jangan ikut-ikut cewek bule yang sedang berjemur lho! Nanti kita jadi kehilangan jati diri kita sebagai orang ketimuran yang mengedepankan tata krama. Kita ambil positifnya saja kalau terik matahari itu katanya dalam bidang kesehatan mengandung vitamin D. Tapi jangan siang hari lho! Nanti pilang kemah bisa sakit badan kita karena terlalu lama dibawah sinar matahari.

Sesungguhnya kegiatan kemah dilakukan untuk menjalin kerjasama dan keakraban sesama peserta kemah. Masing masing peserta bisa melakukan kegiatan bersama secara berkelompok dan menyelesaikan permasalahan secara bersama. Penulis ingat betul ketika awal melakukan kemah pada waktu itu kelas V Sekolah Dasar. Kami harus masak sendiri karena pada waktu itu belum ada warung atau katering seperti sekarang ini. Maka bawaan kami bukan hanya baju yang ada didalam tas. Kami juga harus membawa peralatan dapur. Namun semua itu bisa menjadi kenangan tersendiri yang akan selalu dikenang sepanjang masa.

Berbicara mengenai kemah, penulis teringat dengan bapak pandu sedunia atau yang lebih terkenal Baden Powell yang mengajarkan kepada anak-anak seluruh dunia tentang kemandirian, ketrampilan yang akan kita pergunakan dalam hidup ini.

Nah, sekarang pengetahuan kita sudah bertambah dan jangan takut lagi kita melakukan kegiatan kemah. Selamat Hari Pramuka

Pemalang, 15 Agustus 2014




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline