Lihat ke Halaman Asli

Tarisa Hervidianti

Mahasiswa Akuntansi Universitas Airlangga

Degradasi Moral di Indonesia Semakin Menjadi, Bagaimana Solusinya?

Diperbarui: 8 Juli 2022   23:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seiring dengan berkembangnya teknologi, banyak perubahan yang terjadi di dunia ini. Tidak hanya perubahan pada lingkungan di sekitar kita, tetapi perubahan dalam diri kita juga bisa dirasakan.

Beberapa bentuk perubahan positif maupun negatif tersebut yaitu seperti menurunnya interaksi sosial, munculnya rasa insecure, meningkatnya kreatifitas, ataupun meningkatnya pemikiran kritis kita. Baik atau buruknya dampak yang didapat tergantung pada bagaimana kita meng-handle perubahan itu sendiri.

Perubahan dapat berdampak positif jika kita bisa bersikap open minded namun tetap dibatasi dengan nilai-nilai yang seharusnya. Sebaliknya, perubahan dapat berpengaruh negatif apabila kita menerima perubahan itu sendiri tanpa ada filter atau batasan yang seharusnya sehingga besar kemungkinan kita akan terjerumus pada hal-hal negatif.

Salah satu hal yang harus kita jaga walaupun perubahan di dunia ini terus terjadi adalah moral di dalam diri kita. Jika diamati lagi, perubahan yang terjadi menyebabkan moral bangsa mulai menurun. Beberapa contoh kasus di sekitar kita yang menunjukkan degradasi moral pada bangsa adalah semakin berkembangnya ketidakjujuran/kecurangan, menurunnya tata krama dan etika, dan semakin mudahnya kata-kata kasar/tidak sopan keluar dari mulut ataupun ketikan seseorang.

Dengan adanya kasus-kasus yang telah terjadi, seharusnya bisa menjadikan kita lebih belajar mengenai pentingnya penanaman nilai karakter pada diri seseorang. Penanaman nilai-nilai karakter itu sendiri biasanya dilakukan oleh pihak yang dekat dan berpengaruh besar terhadap pola pikir kita, seperti pihak keluarga, sekolah, dan pergaulan seseorang.

Dari sudut pandang penulis, pihak keluarga seharusnya menanamkan nilai-karakter pada anak sedini mungkin. Agar nilai itu bisa tertanam, orang tua harus membiasakan nilai tersebut pada kehidupan sehari-hari mereka sehingga anak terbiasa melihat apa yang sehari-harinya dicontohkan oleh orang tuanya.

Selanjutnya dari pihak sekolah, penulis berharap siswa siswi di Indonesia tidak hanya belajar secara akademik saja saat di sekolah, namun interaksi antar siswa maupun antara guru dengan siswa dapat menambah wawasan dan kebiasaan baru yang baik bagi anak itu sendiri.

Yang terakhir, pergaulan seseorang sangat berpengaruh pada pola pikir dan kebiasaannya. Oleh karena itu, kita harus pintar-pintar dalam memilih pergaulan sosial.

Eitss, namun penanaman nilai karakter dari lingkungan sekitar saja tidak cukup. Kita juga harus sadar betul bahwa memiliki prinsip itu penting. Dengan memegang suatu prinsip atau value pada diri kita, maka apapun yang kita lakukan akan kita lakukan sewajarnya, tidak melewati batasan-batasan yang kita buat.

Kita sebagai generasi generasi Z tidak boleh kalah dari generasi-generasi sebelumnya. Kita sudah unggul secara intelektual karena perkembangan IPTEK yang semakin pesat. Namun sayangnya, intelektual yang unggul tersebut jika tidak dibarengi dnegan sikap, etika, dan moral yang baik maka akan sia-sia.

Oleh karena itu, kita harus paham betul nilai-nilai karakter yang diajarkan oleh keluarga,ataupun dari sekolah. Selain itu, kita juga harus mempunyai suatu prinsip hidup agar apapun yang kita jalani bisa terlaksana dengan baik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline