Lihat ke Halaman Asli

Tarisa Dorsalinda

Usaha Perjalanan Wisata, Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti

Berwisata Sambil Belajar

Diperbarui: 22 Februari 2022   00:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Kekayaan alam Indonesia sangatlah indah, sehingga menjadi salah satu sektor pariwisata yang memiliki banyak peminat. Dari Sabang sampai Merauke memiliki keunikannya masing-masing, dari mulai pantai, bukit hingga pegunungan. Selain itu, budaya dari setiap daerah menjadi daya tarik tersendiri. Ragam budaya Indonesia juga menjadi destinasi wisata yang sering diminati, misalnya tari Kecak dari Bali, tari Saman dari Aceh ataupun nyanyian tradisional yang sering diadakan ketika waktu tertentu.

Namun seiring berkembangnya zaman, ada beberapa budaya yang semakin sulit ditemui, salah satunya adalah budaya Betawi. Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang cukup besar dan maju, sehingga membuat budaya aslinya mulai terpinggirkan. Budaya Betawi dapat kita lihat di tempat tertentu ataupun ketika hari-hari besar seperti ulang tahun Jakarta dan. Untuk itu, agar budaya Betawi tetap lestari, masyarakat dan pemerintah berusaha untuk menjaga dan memelihara budaya Betawi. Contohnya yaitu dengan membangun sebuah Perkampungan Budaya Betawi di daerah Jagakarsa, Jakarta Selatan yang dikenal dengan Setu Babakan.

Pada tahun 2001 pemerintah DKI Jakarta menetapkan Setu Babakan sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi. Banyak masyarakat asli di daerah ini yang masih hidup dengan budaya asli Betawi sehingga menjadi destinasi wisata yang menarik. Selain itu, di sini juga menampilkan budaya Betawi lainnya seperti baju adat, tarian, lagu tradisional hingga rumah adat. Di sini juga wisatawan dapat menikmati wisata agrowisata dengan melihat berbagai tanaman khas Betawi contohnya adalah alpukat khas Betawi. Setu Babakan juga menyediakan wisata air, seperti naik perahu bebek, perahu naga hingga memancing. Wisatawan juga bisa sekedar duduk-duduk di pinggir danau sambil menikmati jajanan khas Betawi.

Setu Babakan sendiri terdiri dari dua wilayah yaitu wilayah statis dan wilayah dinamis. Wilayah statis yaitu wilayah yang dikembangkan oleh masyarakat dan pemerintah. Di wilayah ini sengaja dibangun beberapa area seperti museum untuk menampilkan berbagai barang-barang khas Betawi, ada pula area yang biasanya menampilkan kesenian Betawi hingga rumah adat. Sedangkan wilayah dinamis yaitu wilayah yang dikembangkan langsung oleh masyarakat. Dari mulai rumah adat yang asli dan masih digunakan hingga alat rumah tangganya yang masih kental akan budaya Betawi.

Akses menuju Setu Babakan juga cukup terjangkau karena berada di pinggir jalan. Di sini juga disediakan parkiran yang cukup luas untuk mobil dan motor. Untuk tiket masuk juga tidak dikenakan biaya alias gratis, wisatawan hanya bayar untuk parkir saja, yaitu Rp5.000 untuk mobil dan Rp2.000 untuk motor.

Pada masa pandemi seperti sekarang, Setu Babakan juga menetapkan sesuai dengan protokol kesehatan seperti kapasitas wisatawan hanya 50% lalu setiap pengunjung harus scan barcode pada aplikasi Peduli Lindungi, lalu di cek suhu tubuhnya dan disediakan juga tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun, ada pula handsenitizer di setiap tempat 

Objek wisata ini bisa menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk berwisata karena harganya terjangkau dan bisa menambah wawasan pengunjung mengenai budaya Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline