Lihat ke Halaman Asli

Tarisa Alifrilia

Universitas Negeri Surabaya

Pupuk Purigami, Inovasi PPK DPM FMIPA UNESA Membantu Permasalahan Petani di Lamongan

Diperbarui: 22 Oktober 2022   21:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pupuk Purigami, Inovasi PPK DPM FMIPA UNESA Membantu Permasalahan Petani di Lamongan

Di kala ramainya berita petani tambak di Lamongan yang kembali menggelar aksi unjuk rasa terkait dihapusnya pupuk bersubsidi bagi petambak, PPK Ormawa DPM FMIPA Universitas Negeri Surabaya 2022 mengusung gagasannya mengenai program PURIGAMI (Pupuk Organik dari Limbah Jerami) sebagai alternatif permasalahan tersebut.

Para petani tambak mendesak Pemkab Lamongan agar memperjuangkan nasib mereka untuk bisa mendapatkan kembali jatah pupuk bersubsidi. Sejak diterbitkannya Permentan No 10 tahun 2022.

"Petani tambak di Lamongan kesulitan memperoleh pupuk. Akibatnya, petani tambak terpaksa membeli pupuk non subsidi dengan harga yang lebih mahal," kata salah satu koordinator aksi petambak, Yusuf Fadli dalam orasinya, Rabu (24/8/2022).

Setelah melihat permasalahan tersebut, Tim PPK DPM FMIPA mengusulkan sebuah inovasi dengan tajuk "Pemberdayaan Kelompok Tani Muda Desa Tawangrejo Lamongan melalui program PURIGAMI (Pupuk Organik dari Limbah Jerami) sebagai alternatif ketergantungan pupuk anorganik".

222-jpg-6353fd49c1af9a60300d5012.jpg

Sari Kusuma Dewi, S.Si., M.Si., selaku dosen pembimbing PPK Ormawa dari jurusan biologi Universitas Negeri Surabaya menjelaskan topik yang diangkat oleh DPM sangatlah bermanfaat dilatarbelakangi kurangnya efisiensi pupuk anorganik karena unsur nitrogen terlalu tinggi dan banyaknya limbah jerami di kawasan sekitar.

Beliau juga menambahkan, dengan ide yang digagas akan mengurangi beban petani di masa pemuihan ekonomi pasca pandemi dan meilhat peluang pada limbah jerami yang dihasilkan dari panen sangat melimpah dan kurang maksimal dalam pemanfaatanya.

Program yang diketuai Masrurotul Ilmiah beserta 14 anggota lain bertempat di Desa Tawangrejo Kabupaten Lamongan tersebut bertujuan untuk membentuk dan memberdayakan kelembagaan kelompok tani muda di desa Tawangrejo melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengeani inovasi pembuatan pupuk organik dari limbah jerami dan proses pemanfaatanya melalui sosialisasi, pelatihan, pengolahan pupuk dan pembinaan.

"Kedepannya luaran dari produk tersebut juga dapat diimplementasikan ke masyarakat sekitar yang tentunya dari kegiatan mahasiswa seperti sosialisasi, praktik, dan sebagainya," ujar dosen yang kerap dipanggil Bu Sari.

Pupuk Purigami, Inovasi PPK DPM FMIPA UNESA Membantu Permasalahan Petani di Lamongan

Dalam pelaksanaannya, tim PPK DPM FMIPA mengajak keanggotaan kelompok tani muda yang dibentuknya dengan nama "Sanggar Tani Millenial Tawangrejo", dengan adanya petani muda ini diharapkan dapat memunculkan berbagai inisiatif di sektor pertanian Indonesia kedepannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline