Lihat ke Halaman Asli

Tarisa Adistia

Novelis | Mahasiswi Sastra Indonesia UNESA

Revolusi Moral dalam Sastra: Dinamika Ketidakpastian Antihero

Diperbarui: 7 Maret 2024   08:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

shffls.com

"It's me, Hi! I'm the problem it's me!"

Penggalan lirik dari lagu Sang Diva, Taylor Swift itu terdengar familier dari lagunya yang bertajuk "Anti-hero", bukankah begitu?

Akan tetapi, sebenarnya seperti apa sih karakter Antihero itu?

Dalam arena sastra dan seni naratif, karakter antihero telah muncul sebagai salah satu entitas yang paling menarik dan memikat. Antihero, dengan segala kekhasannya yang bertentangan dan sering kali moralitas yang ambigu, menawarkan pandangan yang menarik tentang kebaikan, keadilan, dan moralitas dalam cerita.

Sebaliknya dengan hero konvensional yang sering dijejali dengan sifat-sifat positif, antihero memperkenalkan dimensi karakter yang lebih kompleks, mempertanyakan batas-batas moral, dan mengeksplorasi keabstrakan moralitas manusia.

Dalam artikel yang melibatkan pembahasan karakter antihero, kita akan menggali wawasan seperti apakah konsep antihero itu, beserta menganalisis karakteristik yang membuatnya unik, Dengan demikian, kita dapat memahami peran penting karakter antihero dalam menciptakan cerita yang memikat dan reflektif, serta menemukan daya tariknya yang abadi bagi pembaca dan penonton.

Lantas seperti apakah konsep dan karakteristik karakter Antihero itu?

Konsep karakter antihero merupakan sebuah pengembangan yang menarik dalam dunia sastra dan seni naratif. Antihero merupakan karakter yang secara fundamental berbeda dengan hero konvensional, karena mereka menampilkan sifat-sifat yang mencerminkan ketidakpastian moral dan kompleksitas psikologis.

Salah satu perbedaan utama antara antihero dan hero konvensional adalah moralitas ambigu yang sering kali dimiliki oleh antihero. Mereka tidak selalu bertindak sesuai dengan norma atau kode moral yang diterima secara umum, sehingga kerap membuat audiens merasa bingung atau bahkan terjebak dalam dinamika moral yang kompleks.

Selain itu, motif atau motivasi yang mendorong tindakan antihero juga cenderung lebih pribadi atau egois, tidak selalu terkait dengan kebaikan umum atau keadilan. Mereka sering kali didorong oleh kebutuhan akan balas dendam, kekuasaan, atau bahkan pencarian identitas diri yang membuat karakter mereka lebih manusiawi dan kompleks.

Antihero juga biasanya memiliki kelemahan atau cacat yang membuat mereka jauh dari gambaran ideal hero, seperti masalah moral atau trauma masa lalu yang memengaruhi perilaku mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline