Lihat ke Halaman Asli

Apakah Demokrasi Berkontribusi dalam Memperkuat Semangat Nasionalisme atau Semakin Memperumit?

Diperbarui: 13 April 2021   00:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

olah pribadi

Apakah Demokrasi Berkontribusi Positif Dalam Memperkuat Semangat Nasionalisme, atau Justru Semakin Memperumit( bahkan Mengancam) Nasionalisme dan Kedaulatan ?

Sebelum kita masuk ke pembahasan, kali ini kita perlu mengulas kembali apa yang dimaksud dengan demokrasi itu sendiri. Secara bahasa demokrasi berasal dari dua suku kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu "demos" yang artinya rakyat atau penduduk dan "cratos" yang artinya kekuasaan atau kedaulatan. 

Jadi, menurut bhasa demos-cratos merupakan keadaan negara dimana dalam sistem pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada di dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintah rakyat oleh rakyat. Sedangkan, pengertian demokrasi secara istilah yang mana diungkapkan oleh Sidney Hook, Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.

How is Democracy in Indonesia ?

Sebagaimana di dalam buku yang pernah saya baca yaitu Negara, Pasar dan Labirin Demokrasi Karya Ade M.Wirasenjaya mengungkapkan bahwa demokrasi di Indonesia kini tampak memberi ruang bagi negara untuk tampil begitu sibuk. Dimana negara harus melayani berbagai intrusi kekuatan eksternal dan terkadang begitu liar. Selain itu di era pasca Soeharto, wacana demokrasi menjadi topik pembicaraan yang hangat. Dilihat dari pertumbuhan dan perkembanganya, demokrasi di Indonesia tidak berlangsung continue tapi maju mundur.

where is the direction of democracy towards nationalism ?

Nasionalisme yang meskipun berasal dari kata 'Nation' yang berarti bangsa, sebuah nasionalisme suatu negara memiliki sebab berbeda pada awal terbentuknya perjanjian. Banyak yang tidak menjadikan ras, etnis, maupun suku sebagai pembatas terbentuknya nasionalisme. Terlepas dari perbedaan sebab awal terbentuknya sebuah bangsa dan munculnya nasionalisme, negara-negara di dunia sudah mulai terbuka akan naturalisasi. Nasionalisme, yang kebanyakan pahamnya mengharuskan warganya untuk mendahulukan kepentingan negara dibanding kepentingan individu, memiliki benturan dengan paham demokrasi. 

Demokrasi, yang secara umum berarti kekuasaan sepenuhnya berada di tangan rakyat hal ini lah yang menemukan beberapa gesekan dengan prinsip nasionalisme. Mosi tidak percaya kecurigaan, keraguan, dan ketakutan menghantui ruang perpolitikan di Indonesia. Dimana prinsip kekuasan ditangan rakyat dan kebenaran di manupulasi oleh para elite politik dan penguasa dengan akal busuk serta kekuasaanya.

"Democracy has no end, it grow into its being" kata Robert Maclver. Segala hal tentang demokrasi tak ada habisnya. Mungkin karena demokrasi senantiasa membuka diri selebar-lebar bagi begitu banyak perspektif untuk memandang dan menjelaskan dirinya meskipun nyatanya, tak juga menghasilkan penjelasan yang memuaskan. Nilai kebebasan yang terkandung dalam praktek demokrasi, pun yang sudah diberikan kepada setiap elemen masyarakat bisa berdampak negatif terhadap budaya suatu bangsa. Dampak negatif itu seperti masyarakat dengan mudah terpengaruhi oleh bangsa lain melalui kebebasan masyarakat, padahal secara turun-temurun masyarakat sudah bisa saling percaya satu sama lain dan juga telah dibangun dan di jaga oleh masyarakat dengan semangat nasionalisme.

Untuk menciptakan sebuah proses demokratisasi yang berjalan dengan baik maka harus didukung oleh nasionalisme yang baik dan benar pula. Membangun sebuah kesadaran tentang identitas sekaligus perasaan mencintai negara merupakan langkah untuk membawa membawa Indonesia pada kesanggupan untuk bersatu mewujudkan kepentingan nasional dan akan memperkaya kekuatan nasional dengan menunjukkan eksistensi dan kredibilitas suatu bangsa bersama rakyat yang memiliki semangat yang sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline