Lihat ke Halaman Asli

HMJ Tadris Matematika UINMLG

HMJ Tadris Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

TM-NEC | Terukir Saat Bersama, Namun Rapuh Saat Berpisah

Diperbarui: 17 Februari 2020   13:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Musim telah berganti...
Kemarau pun telah tiba...
Kini angin bertiup kencang
Daun-daun telah gugur bertebaran
Bahkan air sungai pun telah mengering
Bumi ini telah tandus...

Hal yang baru telah tiba
Bahkan kita berpijak di bumi yang sama
Berada di bawah nangungan yang sama
Berjabat tangan, saling mengenal, saling sapa...
Tanpa rasa sadar kehidupan baru akan ku lintasi bersamamu kawan...
Dengan terbenamnya sang surya disitulah terbentuk sebuah hubungan persahabatan...

Kawan...
Kau bagaikan jam tangan yang melingkari pergelanganku...
Setiap saat kau selalu hadir disisiku
Pundak tubuh ini kau jadikan sebuah sandaran
Jari jari tangan ini mampu menyuapimu
Dalam persahabatan inilah aku dapat mengukir kenangan indah di saat bersamamu...

Kawan kau telah hadir dalam hidupku
Sulit untukku melepaskanmu
Tetapi kini aku tak berdaya...
Kau telah berpaling dariku...
Kau telah membuat hatiku remuk
Kau telah meninggalkan aku sendirian di bawah atap rumah kayu...
Hati ini tak mampu untuk menampung kepedihan
Kini hatiku telah rapuh disaat berpisah

Kawan apa kau tau
Hubungan ini bagaikan kayu jati yang di gerumuni oleh rayap...
Kayu itu begitu kuat...
Namun pada dasarnya kayu itu akan tetap rapuh...
Tetapi diri ini tetap berharap kau kembali kepadaku...
Kawan aku akan menantimu...
Untuk kembali kepadaku

Karya : Moch. Sukron Makmun




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline