Turunnya popularitas buku tidak hanya terjadi di Indonesia saja, namun juga mayoritas negara berkembang di dunia, bahkan negara maju sekalipun juga terdampak akan fenomena ini.
Tidak bisa dipungkiri, kecanggihan teknlogi serta keberadaan informasi yang bisa didapatkan dengan instan dan mudah menjadi salah satu penyebab paling utama yang membuat buku semakin ditinggalkan. Ditambah lagi dengan eksistensi e-book yang praktis dan murah semakin menggerus minat orang terhadap buku.
Namun agaknya kita bisa belajar dari Mesir yang senantiasa menjaga semangat membaca masyarakatnya. Buku masih menjadi primadona bagi masyarakat negeri Pyramida ini, Tak heran jika kita bakal melihat banyak masyarakatnya yang hobi mengoleksi buku.
Ternyata minat yang tinggi masyarakat Mesir terhadap buku ini tidak terjadi secara alamiah. Akan tetapi salah satunya berkat bazar buku yang dilakukan setiap tahunnya.
Setiap Awal tahun Mesir menjadi topik perbincangan penulis dan pecinta literasi diseluruh dunia, pasalnya Pemerintah Mesir selalu mengadakan bazar buku akbar, Cairo International Book Fair (CIBF).
Menariknya, walau digoncang gempuran teknologi informasi selama beberapa tahun belakangan ditambah lagi dengan maraknya pustaka digital di seluruh dunia. Akan tetapi eksistensi buku sepertinya masih belum bisa tergantikan di hati masyarakat Mesir. Buktinya perhelatan akbar tahunan Cairo International Book Fair (CIBF) yang diadakan tahun ini lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya.
CIBF merupakan salah satu bazar buku paling penting dan bergengsi di dunia setelah pameran buku Frankfurt. Pasalnya CIBF ini kerap dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, mulai dari presiden, kedutaan besar negara-negara dunia, hingga penulis dan pengunjung yang datang dari seluruh belahan dunia.
Kesempatan inilah yang digunakan oleh penulis dan penerbit untuk memperkenalkan karyanya kepada pengunjung penting tersebut, agar karyanya bisa terkenal di seluruh dunia.
Bazar ini diadakan di Cairo Exhibition Center, Distrik Tajmmu' Khamis kota Kairo, Mesir. Jika anda ingin menjelajahi pameran buku ini, jangan lupa menyiapkan stamina ekstra, pasalnya luas stand buku yang akan anda jelajahi sama dengan 4 kali lapangan sepak bola.
Stand buku ini terdapat didalam 4 aula besar, yang dalam setiap aula terdiri dari 2 gedung berisi ribuan stand buku. Jadi jangan lupa untuk siapkan energi ekstra jika anda ingin menjelajahi pameran ini dalam satu hari.
Penulis sendiri butuh waktu dua hari untuk menjelajahi semua stand buku yang ada di dalam pameran ini. Tak salah jika pameran ini dinobatkan sebagai salah satu pameran buku terbesar di dunia.
Bahkan momen CIBF ini juga dimanfaatkan oleh Habiburrahman El-Shirazy atau yang akrab disapa Kang Abik untuk memburu buku-buku keagamaan maupun sastra Arab. Ditemani istri tercinta, Kang Abik bersemangat menjelajahi CIBF.
Tidak cukup sampai di situ, penulis juga bertemu dengan da'i kondang Indonesia, yaitu Syekh Ahmad Al-Mishry yang kerap mengisi kajian bareng Aa Gym dan Ustad Yusuf Mansyur. Beliau memburu buku-buku keagamaan yang jarang ditemukan di Indonesia. Beliau sangat asyik memilih buku yang akan dibeli, tak lupa penulis abadikan momen ini dengan berpose bersama beliau di salah stand buku.
Universitas besar dunia juga tak mau ketinggalan, mereka pun berlomba membuka stand di dalam pameran ini, seperti Universitas Al-Azhar, Prince Muhammad bin Salman University, German Institute dan masih banyak lagi yang lainnya. Hal tersebut dilakukan dengan harapan bisa memperkenalkan Universitas dan program andalan mereka agar semakin banyak mahasiswa internasional yang datang dan belajar di kampus tersebut.