Lihat ke Halaman Asli

Hasiati Kimia

Bukan seorang penulis profesional, tetapi menulis dapat membuka wawasanku

Mengukir Asa di Balik Tembok

Diperbarui: 1 Desember 2019   00:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berfoto bersama beberapa petugas lapas piru (dok. pribadi)

Mengawali hari dengan keluar kamar menikmati hangatnya mentari pagi mungkin hal biasa bagi kita. Namun tidak untuk sebagian besar penghuni lapas maupun rutan, menanti terbukanya pintu kamar dan blok merupakan kenikmatan tersendiri bagi mereka.

Usai sarapan dan apel pagi, kegiatan rutin tiap warga lapas memiliki aktivitas tersendiri yang telah terjadwal. Tanpa terkecuali warga binaan Lapas Piru yang dipimpin bapak Saiful Sahri, AMd. IP. SH. MH. mereka melanjutkan aktivitas dengan ibadah serta asimilasi bagi narapidana asimilasi.

Yang berbeda dari lapas ini adalah dijadwalkan waktu belajar bagi warga yang berminat mengejar paket A, B dan C di rumah belajar Lentera Hati buatan bapak yang akrab di sapa pak Ipul serta olah raga futsal dan gawang mini di lapangan.

Perpustakaan lentera hati sekaligus rumah belajar (dok. pribadi)

Untuk kegiatan asimilasi yang dilakukan narapidana asimilasi sendiri terbagi menjadi 4 bagian. Bagian pertanian berupa berkebun jagung, mangga, buah naga dan lainnya. Bagian perikanan berupa tambak ikan nila. Bagian kerajinan berupa tukang kayu, pengelasan, ahli listrik serta menganyam pernak-pernik pajangan seperti bunga dari sabun, kipas dari daun tikar, baki dari bambu dan batok kelapa, serta cangkir dan cerek dari batok kelapa.

Terakhir bagian kebersihan umum yang bertugas membantu segala pekerjaan umum semisal membersihkan gereja menjelang hari natal, memperbaiki saluran pembuangan (got/selokan) dan lain sebagainya.

Tambak ikan nila (dok. pribadi)

Miniatur kapal pinisi (dok. pribadi)

Pembuatan bunga dari sabun mandi (dok. pribadi)

Tempat tissue/perhiasan dari koran bekas (dok. pribadi)

Yang menarik di sini para napi di bekali dengan sebuah buku tabungan hasil kerja sama lapas dengan salah satu bank swasta. Hal ini bertujuan untuk memberikan kemandirian bagi warga binaan agar mereka tidak berpikir sebagai beban bagi keluarga. Ada yang bahkan sudah pernah mengirim beberapa rupiah untuk keluarganya.

Menurut pak Ipul, menjadi tanggung jawab petugas lapas membimbing para napi untuk meningkatkan rasa percaya diri dan kemandirian agar kelak saat keluar dari lapas dia mampu mengukir hidupnya dengan lebih baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline