YOGYAKARTA - Pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa KKN UKDW bertujuan untuk memberikan pendidikan, pelatihan, pelayanan, dan pengembangan kewirausahaan dalam membantu mengerakan dalam roda perekonomian masyarakat.
Upaya dalam menjalankan program KKN, yang berlangsung di kampong sayur Bausasran rw 09 yaitu dengan bercocok tanam yang dilakukan dihamparan lahan diatas tanah, baik dilakukan diatas tanah langsung maupun menggunakan pot / polybag yang disusun secara horizontal dan vertikal dengan dilakukannya pengelolaan sampah botol yang digantung/diletakkan di dinding halaman masyarakat, bercocok tanam seperti ini merupakan teknik yang lazim dilakukan untuk budidaya tanaman.
Teknik bercocok tanam yang disebut konvensional ini adalah cara yang paling mudah dalam berbudidaya tanaman, namun membutuhkan lahan yang cukup sehingga teknik vertikultur ini adalah teknik bercocok tanam yang tepat untuk dilakukan dengan tujuan memanfaatkan lahan terbatas/sempit agar lebih optimal.
Teknik vertikultur bisa dilakukan menggunakan berbagai macam wadah (tempat media tanam) seperti pipa paralon, botol bekas, pot, polybag atau wadah lainnya tergantung kreatifitas masing-masing.
Kedua memberikan pelatihan pengelolaan sampah organik dalam pembuatan pupuk organik yang mudah dan praktis sehinggan berbasis pertanian organik yang melibatkan komunitas kelembagaan kelompok tani.
Menggunakan EM4, EM4 bukanlah pupuk, tetapi bahan yang dapat mempercepat proses pembuatan pupuk organik dan kualitas pupuk. Keunggulan teknologi EM4 adalah pupuk kompos dapat dihasilkan dalam waktu yang relatif singkat dibanding ketika menggunakan cara konvensional yang dilanjutkan dengan pengolahan pasca panen.
Ketiga pelatihan pembuatan jahe instan guna meningkatkan perekonomian warga. Adanya pengabdian ini dapat meningkatkan keterampilan dan pemahaman IPTEK masyarakat. Sumberdaya alam yang ada dilingkungan sekitar bisa digunakan secara optimal oleh warga sehingga lebih produktif secara ekonomi.
Sasaran pengabdian ini adalah kelompok tani dan masyarakat RW 09 Desa Bausasran. Permasalahan diselesaikan dalam tiga tahapan kegiatan yaitu metode pendekatan. Pendekatan dilakukan dengan melakukan penyuluhan, bimbingan dan kegiatan dengan mitra.
Keterkaitan dilakukan dengan memberikan transfer ilmu dan ketrampilan dari Fakultas Bioteknologi dan Fakultas Bisnis yang sangat diperlukan oleh masyarakat tersebut.
Evaluasi dilakukan dengan mendampingi dan memonitoring kelompok tani dan Masyarakat RW 09 Desa Bausasran. Hasil kegiatan pelatihan menunjukkan tingkat keberhasilan dengan indikasi kelompok tani Kelurahan Bausasran yang dapat membuat serbuk jahe instan dengan menerapakan IPTEK yang telah ada.
Dilanjutkan dengan sosialisasi branding, promosi, dan administrasi sehingga ketrampilan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan dikembangkan menjadi industri rumahan sehingga akan meningkatkan sosial ekonominya.