Lihat ke Halaman Asli

Tarmidinsyah Abubakar

Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Penjahat Korupsi dan Penjahat Organisasi Sulit Diketahui Rakyat

Diperbarui: 4 April 2021   11:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Tarmidinsyah Abubakar

Kita ketahui terdapat begitu banyak penjahat dalam kita bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Lalu penjahat bagaimana yang mudah diketahui dimasyarakat kita?

Perampok, maling biasa yang mencuri untuk mendapatkan untung dari milik orang lain, lalu mana lagi yang masuk dalam penjahat yg mudah dikenali masyarakat, ya pemerkosa atau penjahat kelamin, pembunuh, kemudian penipu dan kejahatan kasar yang semua masyarakat bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri.

Lantas, penjahat bagaimana yang sulit dikenali oleh masyarakat? Jawabnya Penjahat Korupsi,  yang sebelum tertangkap bahkan sebahagian besar dianggap pahlawan oleh masyarakat karena sering menyumbang atau membantu orang dalam bermasyarakat. Terus penjahat mana lagi yang sulit diketahui oleh masyarakat padahal prilakunya jahat nauzubillahi mindhaliq bahkan paling kasar dipermukaan bumi.

Itulah penjahat organisasi, karena ia telah mempermainkan begitu banyak orang yang tergabung dalam organisasi tersebut. Bagaimana mereka menjahati semua orang dalam organisasi itu? Tentunya mereka secara berkelompok maupun sendiri merubah haluan organisasi, memangkas hak orang lain dalam berorganisasi secara paksa. Menjual kepala anggotanya untuk kemapanan hidupnya.

Misalnya seorang ketua organisasi politik membuat kebijakan yang merusak aturan organisasi itu sendiri untuk mengamankan kepentingan sempitnya dalam menguasai organisasi. 

Ringkasnya saya ingin menegaskan bhwa sebahagian pimpinan organisasi berprilaku diluar keadilan bagi setiap anggota organisasi. Mereka membungkam anggota atau kadernya tanpa memandang nilai dasar dan tujuan kebaikan hidup bermasyarakat, bersemokrasi untuk mencapai keadilan hidup bersama.

Hidup berorganisasi itu idealnya dibutuhkan idealisme, dimana seorang pimpinan bukan sebatas menjadi kordinator tetapi ia menjadi pengantar dan penentu mentalitas dan moralitas anggota organisasinya. 

Bayangkanlah bila masih ada pimpinan organisasi berlaku curang, bahkan menggelapkan uang organisasi, merubah dokumen organisasi, merampok admin dalam grup online, menipu anggotanya, melakukan kudeta konstitusi. Hal itu tergolong pengkhianatan terbesar dalam peradaban.

Terus anggotanya apakah masih sehat menerima prilaku pimpinan organisasi tersebut? Tentu tidak sehat, tapi mungkin saja mereka sedang kebingungan atau sedang dalam proses pembodohan oleh mereka yang berkedudukan dipusat, sementara organisasi cabang sebagaimana partai politik tentu saja hanya menjadi alat perpanjangan kekuasaan organisasi.

Hal ini tentu sulit untuk diketahui oleh masyarakat awam, padahal penjahat organisasi patut diberi hukuman yang sangat berat karena prilakunya itu telah memangkas bahkan melecehkan hak orang lain yang tidak sesuai prinsip dan nilai demokrasi sebagaimana amanah Undang-Undang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline