Lihat ke Halaman Asli

Tarmidinsyah Abubakar

Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Mengenal Pengkhianat Politik yang Sesungguhnya

Diperbarui: 17 Maret 2021   13:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: Freeimages.com

Oleh : Tarmidinsyah Abubakar

Setiap hari ada saja yang mengecewakan, ada saja yang membuat ulah yang menyakiti, ada saja yang terbohongi, ada saja yang melakukan tindakan kekerasan untuk partai politiknya sendiri. Kekerasan bagaimana? Mereka cenderung melakukan perusakan terhadap partai politik dengan menukarkan atau mengkonpensasikan dengan hal lain yang dapat menghancurkan partai politiknya sehingga partai tersebut tidak lagi tajam sebagaimana semangat awal pendiriannya.

Perilaku kader yang dianggap khianat atau setia kepada suatu partai politik tidak dapat diukur dengan keberadaan seseorang di dalam atau diluar pengurus partai politik. Tatapi dapat diukur dengan konsistensinya atau ingkar dengan tujuan politik. Maka sedikit dari orang politik yang paham tentang suprastruktur politik atau ruhnya politik.

Lho, mengapa demikian?

Jadi begini saudaraku seiman, sebangsa dan setanah air. Suatu tujuan politik itu hanya bisa dipahami sepenuhnya oleh seseorang pemimpin yang memang dia memiliki cita-cita politik dan perubahan sosial.

Lalu, apakah cita-cita politik itu sebatas menjadi anggota parlemen, presiden, menteri, gubernur, bupati dan jabatan lain yang dibuat untuk menggaji petinggi partai politik presiden dengan gaji yang segunung?

Ini politik orang pantengong yang telah menghancurkan bangsa dan negara ini nyaris menjadi bubur kacang hijau. Makanya rakyat hanya disogok untuk hidupnya sebatas bisa makan oleh peguasa sehingga mereka bermental inlander dan tidak pernah menjadi produktif sebagaimana rakyat negara lain di dunia yang sudah jauh lebih maju.

Terus, bagaimana juga yang sebenarnya?

Pemimpin politik itu adalah guru bangsa, mereka memiliki cita-cita dan meluruskan alur pencapaian tujuan politik yang posisinya diatas tujuan negara yang sudah lama amburadul dan salah kaprah sejak pendiriannya serta pengelolaannya sehingga tahapan pencapaian tujuan rakyat dalam bernegara tidak akan pernah terjadi meski pemimpinnya telah berganti-ganti dan telah merubah status sosialnya dari orang sederhana kepada orang sejahtera dalam hidup mereka.

Maka untuk pencapaian tujuan bernegara bagi rakyat membutuhkan ideologi politik dengan arah, sikap dan cara hidup rakyat dalam bernegara di berbagai bidang kehidupanya dan ini membutuhkan pilihan kita dalam mengarahkan rakyat.

Oleh karena itu seorang pemimpin politik akan terus aktif menyikapi bahkan terkadang harus melakukan propaganda politik karena kondisi masyarakat yang tidak jarang keliru dalam mempersepsikan langkah politik karena pendidikan politik yang normal sebagaimana ilmu, teori dan rumus politik telah dikotori dengan sistem pragmatisme buta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline