Lihat ke Halaman Asli

Tarmidinsyah Abubakar

Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Kenapa Partai Aliran Tidak Besar, Padahal Kadernya Militan? Partai Terbuka Cenderung Dipilih Rakyat

Diperbarui: 9 Februari 2021   17:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Oleh : Tarmidinsyah Abubakar

Saya yakin semua yang memperhatikan partai politik pasti mengakui kader yang militan di masyarakat itu adalah kader partai aliran, partai agama, partai yang pahamnya dibawa ke arah yang sempit bukan partai terbuka.

Padahal, jika kita melihat kualitas sumber daya manusia pimpinan partai aliran itu lebih dari berbagai perspektif dibanding partai terbuka yang kesannya mengambil jalan tengah, siapa yang mampu dan mau memimpin dari suatu organisasi yang ikemudian dijadikan organisasi politik. Kelebihan pimpinan partai aliran, misalnya pendidikannya, wawasannya, cara-cara memimpin dan membangun komunikasi dengan masyarakat.

Pertanyaan, apa perbedaan partai terbuka dengan partai aliran? Jawabannya adalah :

Partai terbuka hanya mengeksploitasi alat-alat politik yang esensial dan mengajak semua kontestan pemilu bertarung secara terbuka.

Partai aliran tidak bertarung merebut pengaruh politik secara terbuka tetapi mereka menggunakan alat lain seperti budaya, agama, adat, kebiasaan dan lain-lain yang tujuannya memperjuangkan budaya, agama dan nilai lain bagi kebaikan masyarakat, karena itu mereka harus mendapat banyak kursi jabatan.

Lalu kenapa kader partai terbuka terlihat biasa seperti tidak berpolitik? Sementara kader partai aliran dengan gayanya dan tanda organisasi di kantungnya seperti bintang, ka'bah, bulan, yang mengarah ke agama. Lalu banyak dalih yang bisa mereka kemukakan yang ujungnya meminta dukungan suara. Tetapi mereka sebelumnya sudah menceritakan bagaimana fungsi mesjid, bagaimana masyarakat di daerah kecil berjuang membangun mesjid. Bagaimana bersikap dan mengawal agama, bagaimana beriman, bagaimana tauhid dan lain-lain, sehingga kader partai aliran itu kesannya militan.

Sementara partai terbuka mereka hanya bagaimana mereka bisa memperoleh kursi, bagaimana mereka bisa mendapat dukungan, apakah dengan simpati atau dengan membeli suara. Karena begitu praktis maka partai terbuka juga lebih kebal terhadap kelakuan negatif kadernya karena mereka tidak menjual kesucian dan membawa agama.

Kelemahan partai aliran yang paling gampang di deteksi sebagai bentuk ketidak konsistennya, misalnya penguatan dalam silaturrahmi yang seharusnya dominan justru mereka lemah. Jika pun terjadi penguatan silaturrahmi eksternal tetapi di internal pasti amburadul.

Kalau saya kader partai, hari ini masuk rumah sakit, jangan berharap mereka akan hadir, apalagi kita sebagai penasehat, atau sebatas kader, kecuali mereka yang ada jabatan di partai masuk rumah sakit sudah pasti banyak yang datang. Yang perlu diingat esensinya bukan lagi silaturrahmi tetapi menjilat, takut di ganti, untuk memperoleh nomor  urut dan kepentingan lainnya yang beragam.

Logika sederhananya adalah, merawat nilai, menjaga agama, menjaga budaya untuk tetap menjaga kursi parlemen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline