Oleh : Tarmidinsyah Abubakar
Politik begitu banyak menyimpan misteri, banyak orang meraba-raba dengan berbagai peristiwa politik. Seringkali kita temukan kenyataan dan analisa berbanding terbalik, meskipun ada yang dengan mudah ditemukan jawaban atas peristiwa politik dimaksud.
Propaganda politik senantiasa dipergunakan untuk mensiasati pekerjaan politik, terutama oleh mereka kalangan demagog yang melakukan aksi politik yang seringkali memperdayai kondisi sosial.
Sebenarnya melihat jenis aktivitas politik dinegara ketiga yang penuh dengan siasat, menunjukkan bahwa pekerjaan itu lebih tergolong sebagai pekerjaannya lelaki yang terbiasa dengan kehidupan yang keras, bahkan beresiko secara mental dan moralitas bila salah dalam penafsiran sosial.
Tetapi apapun resiko dari aktivitas politik tentunya tidak berlaku bagi perampuan Indonesia yang bernama Megawati Soekarno Putri. Segala urusan politik di negara ini menjadi bahagian dari kehidupannya. Pengikutnyapun tidak pernah berkurang sehingga menempatkan partainya selalu berada ditangga tiga besar juara pemenang pemilu Indonesia. Bahkan dua pemilu terakhir partainya berada diperingkat pertama.
Dengan power politik yang cukup establish, meskipun tidak bisa lagi menempatkannya sebagai presiden, tetapi beberapa fakta politik dapat memberi sinyal bahwa perempuan Indonesia ini merupakan salah seorang pemimpin politik perempuan terkuat di dunia. Sedangkan di Indonesia tentu sudah pasti tidak ada tokoh politik perempuan yang menjadi lawan sebanding dengannya.
Hal apa saja yang mengindikasikan Megawati sebagai pemimpin politik yang mengendalikan politik Indonesia? Beberapa hal yang mengemuka kepada publik sebagai analisa politik mungkin saja sebagai berikut :
Pertama, Mengantarkan Partai politiknya PDIP sebagai partai pemenang pemilu Indonesia.
Kedua, Mampu menjaga stabilitas dukungan terhadap partai politiknya dimasa Orde Baru kemasa Reformasi yang berbeda sistem kepemimpinan secara umum.
Ketiga, Keterbukaan dalam pengekolaan partai politik, dimana PDIP meski secara mekanisme sistem pengambilan keputusan tidak mengacu dalam sistem musyawarah namun keputusan-keputusan politik dapat dilakukan secara bijaksana, terutama dalam memutuskan calon pemimpin masyarakat mendapat sambutan yang sangat baik.
Keempat, Terlepas dengan segala dinamika atau keterpaksaan dalam sikap politiknya, PDIP adalah partai politik yang pertama mengusung kader dari kalangan menengah bawah (Joko Widodo) untuk menjadi presiden Indonesia. Dalam hal ini tentu telah meruntuhkan anggapan atau opini tentang pemeliharaan begawan politik dalam sistem politik Indonesia.