Oleh : Tarmidinsyah AbubakarSeringkali kita menemukan cerita dan bahasa-bahasa suka, senang dan bahagia tapi tidak kurang juga yang kecewa ketika anggota keluarganya menjadi pejabat negara, apakah menteri, gubernur, bupati dan anggota DPR RI. (DPR Kabupaten dan Provinsi bukan pejabat negara) jadi tidak masuk dalam pembahasan kita.
Kenapa kita penting membahas keluarga? Karena keluarga menjadi terpasung ketika anggota keluarganya menjadi pejabat tinggi negara. Lalu bagaimana idealnya posisi mereka dalam menjalani sebagai keluarga pejabat? (kita akan bahas setelah penjelasan tentang peran jabatan sebagai petinggi negara atau kepemimpinan negara).
Kajian ringan ini supaya dalam menjalankan tugas-tugas negara seorang pejabat negara itu akan lebih sehat dan berpikir jernih untuk negara dan rakyatnya.
Sebelumnya kita membuat batasan untuk keberadaan pejabat negara dalam peran dan fungsinya sebagai berikut :
Pemimpin itu jika mereka dipilih adalah secara sukarela oleh anggotanya baik dalam hubungan lintas warga maupun dalam bentuk organisasi termasuk negara untuk mencapai tujuannya.
Pemimpin secara teory bisa dilahirkan yakni ditandai memiliki bakat-bakat alami sejak mereka lahir (Genetics Theory). Kemudian pemimpin juga bisa dibentuk untuk memimpin sesuai dengan harapan dan tujuan yang ingin dicapai dalam kepemimpinan rakyat (Social Theory). Berikut (Ecologys Theory) meramu kedua theory tersebut yang menegaskan keduanya penting.
Namun karena judul diatas, dalam perspektif pembahasan artikel ini kita hanya membahas kepemimpinan, yang merupakan seseorang yang dipercaya dalam negara untuk menjabat dan melaksanakan tugas-tugas dibidang yang diserahkan tanggung jawabnya oleh kepemimpinan negara yang lebih tinggi.
Presiden suatu negara juga dapat dikualifikasikan sebagai pemimpin tapi juga dapat digolongkan dalam kepemimpinan sifatnya. Tergantung bagaimana memposisikan diri dan mereka berperan dan melakukan tugasnya sebagai pelaksana manajemen negara atau berorientasi pada tugas-tugasnya untuk membimbing dan memimpin kehidupan rakyat untuk mencapai tahapan kesejahteraannya sebagaimana konstitusi negara.
Dalam tugas-tugas kepemimpinan negara tentu saja mereka yang dipercaya sebagai pejabat negara menghadapi berbagai permasalahan rakyat dan mereka juga mempersiapkan landasan penanganannya. Disamping itu mereka juga memiliki program dijabatan itu yang menjadi targetnya untuk keberhasilan kepemimpinannya untuk memberi manfaat yang lebih besar bagi rakyat selama kepemimpinannya.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pembuat kebijakan publik maka mereka akan menjadi perhatian semua warga negara. Berikutnya akan banyak orang yang memerlukan dirinya untuk menjalankan progaram hidupnya, disamping orang-orang lain yang harus mendekatinya dalam hal memperoleh jabatan dan kehidupan yang lebih baik.
Karena di negara kita pendekatan jabatan pemerintahan masih berada dalam belenggu subyektif. Terkadang ada juga pejabat yang diangkat meski tidak memenuhi syarat atau bahkan berprilaku amoral.