Oleh : Tarmidinsyah Abubakar (godfathers)Tiga pasangan Calon presiden Republik Indonesia sudah mendaftar, masing-masing sebagai berikut :
1. Anies Rasyid Baswedan dan Muhaimin Iskandar
2. Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka
3. Ganjar Pronowo dan Mahfud MD
Sesungguhnya sebagai rakyat tidak perlu lagi melihat dari partai apa saja mereka dicalonkan, karena jika melihat partai politik, rakyat akan kehilangan objektifitas dalam menilai mereka.
Kenapa demikian? Jawabnya karena partai politik sekarang hampir sama.
Sama apanya? Ya sama-sama berideology Duit. Atau menjalankan politik transaksional dan alat tukar (beli dan jualnya) dalam politik sama dengan transaksi dalam ekonomi. Nilai-nilai lain menjadi berkurang bahkan nilai-nilai ideal dan negarawan sebagaimana pejuang bangsa ini hampir dapat disebut telah sirna.
Namun tentu saja ada pemikiran sentimentil oleh mereka sebagai pendukung disamping ada sikap politik yang jelas dapat memberikan kontribusi kematangan untuk bangsa ini menjadi bangsa yang benar-benar merdeka.
Yang kita sayangkan, kita tidak paham, apa yang menjadi substansi yang diadu terhadap kontestan pasangan calon presiden dimaksud?
Tentu kalau adu banyak duit dan fasilitas pemerintahan tidak perlu saya sampaikan, karena semua rakyat paham.
Apakah adu tinju, apakah adu lari, apakah adu lompat, apakah adu angkat besi, apakah adu main sepakbola atau apakah mereka diadu aja menyelesaikan bermain game, atau adu menembak atau sekalian aja adu membual karena masyarakat Indonesia masih dapat dibual dalam berbangsa dan bernegara.
Sebenarnya ditengah masyarakat yang belum merdeka, lelucon tersebut bisa saja terjadi. Misalnya untuk menang presiden diadakan aja adu jotos atau adu tinju. Yang menang jadi presiden kenapa repot dengan membual atau menipu rakyat dengan janji-janji politik kebangsaan segala. Lagipula semua yang dibicarakan hanya janji kosong yang hanya berguna untuk menyiasati rakyat semasa kampanye dan menyiasati bahkan merampok suara kompetitornya.
Apakah yang saya katakan ini sebagai lelucon?