Lihat ke Halaman Asli

Penyimpangan Pola Pikir "Agama" di Mata Masyarakat

Diperbarui: 27 Desember 2022   15:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelum memulai, saya ingin meminta maaf jika terdapat hal yang menyinggung pembaca. Tiap kata yang akan saya gunakan telah dipilih agar tidak menyinggung. Semoga dengan tulisan ini kita bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

 Baru-baru ini Ketika saya menjelajahi dunia sosial media, saya menemukan sesuatu yang menarik. Dalam sebuah kolom komentar suatu postingan, ada yang mengatakan "kalian tuh agama minoritas, bersyukur ga dibantai kayak di negara lain". Dari sana saya berpikir, apa beginikah pola pikir masyarakat muslim Indonesia saat ini?.

Kejadian di Uyghur, Eropa, dan negara lainnya yang terjadi pembantaian dan radikalisme terhadap islam sebagai memang mengusik kita. tetapi jangan jadikan hal itu standar untuk kita. Islam mengajarkan cinta kasih. Jangan menjadi oknum yang membuat citra agama kita rusak. Jadilah muslim yang baik dan menerima perbedaan.

  alam hadits lain riwayat Imam Thabrani, sebuah hadits Nabi berbunyi;

"Barangsiapa menyakiti seorang zimmi (Nonmuslim yang tidak memerangi Muslim), maka sungguh dia sudah menyakitiku. Barangsiapa yang sudah menyakitiku, maka sesungguhnya dia sudah menyakiti Allah SWT."

 Masih kah kalian bakal bersikap anti pada nonmuslim?. Cukup dari hadis tersebut tentu kita bisa mengambil sifat yang baik. Ingat "agamamu untukmu agamaku untukku", jangan mengusik dan mengganggu agama lain jika agama kita tidak diusik. Dan jangan anggap suatu hal yang sepele selalu sebagai penistaan. Prasangka baik dan hubungan harmonis yang menjadi kunci kerukunan. Dan jagalah hubungan antar agama agar hidup terasa damai.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline