Lihat ke Halaman Asli

Resensi Buku: Prinsip dan Panduan Umum Seni Islami

Diperbarui: 12 Juli 2021   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://bukurepublika.id/product/prinsip-dan-panduan-umum-seni-islami/

Berkesenian Secara Islami

Karya seni memang haruslah indah, namun bukan lantas melenceng dari batas. Itulah kiranya alasan kenapa buku ini sampai dibuat Tim Komisi Pembinaan Seni dan Budaya Islam Majelis Ulama Indonesia (MUI). Agar keindahan dalam seni selain membawa kedamaian dan kesejukan, juga tidak menyesatkan. Apalagi sampai membawa kehancuran moral individu di tengah perkembangan zaman. Nauzubillah.

"Keindahan adalah sesuatu yang dapat menimbulkan rasa senang, dan seni adalah keindahan." (Halaman 2)

Fitrah manusia sudah selayaknya senang dengan keindahan. Senang dengan pemandangan bunga yang indah, lautan yang indah, pegunungan yang indah, rumah yang indah, segalanya yang indah. Karena keindahan akan membawa manusia pada kesejukan dan ketentraman diri. Sehingga saat manusia berdekatan dengan hal-hal yang indah. Kehidupannya bisa jadi akan berjalan tenang dan terasa nyaman.

Bahkan sejak manusia masih kecil, bayi. Kita sudah menyukai hal-hal yang indah. Seorang bayi misalnya, yang menangis lalu dinyanyikan sebuah lagu yang merdu seperti selawat. Mendengarnya saja, akan membuat si kecil berhenti menangis. Sedangkan saat seorang bayi diam lalu dinyanyikan lagu yang indah. Bisa jadi ia akan tertawa dan bahagia. Itulah contoh jika manusia menyukai keindahan sejak masih kecil.

"Manusia secara fitrah adalah makhluk yak berekspresi."  

"Dalam bahasa ahli mantiq, al ihsan hayawanun natiq. Manusia adalah makhluk yang natiq (berbicara). Berbicara berarti berpikir. Hasil pikirannya diekspresikan. Hasil ekspresi yang indah dalam berbagai bentuk adalah seni." (halaman v)

Ekspresi tangan bisa menjadi seni lukis, seni desain, seni pahat, seni batik dan lain sebagainya. Ekspresi suara bisa menjadi lagu. Bahkan gerakan bisa jadi tarian. Semua perilaku manusia yang indah menjadi seni. Semacam, "manusia dan seni tak bisa dipisahkan".

Hanya saja dalam berkesenian, orang haruslah pandai-pandai "mengikat" karya seninya agar tetap islami. Seni yang islami tentunya bukan sekadar seni yang ditujukan hanya untuk keindahan, ekspresi diri, dan kebebasan belaka. Bukan sekadar "seni untuk seni".  Melainkan ada hal yang harus beriringan saat melakukan kesenian.

Menurut Prof. M. Quraisy Shihab pada halaman 8 buku, "Seni islami dicipta dengan tujuan ibadah, atau bagian dari upaya  taqarrub ilallah, mendekatkan diri pada Allah."

Sehingga keindahan yang diciptakan manusia tidak sekadar indah, melainkan menuju pada kebenaran. Lalu setelahnya, dapat membawa dampak yang positif demi kemajuan zaman. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline