Lihat ke Halaman Asli

Tapa Shidiq

Belajar mentuturkan gagasan lewat tulisan.

Berawal dan Berakhir di Banten

Diperbarui: 17 Agustus 2024   09:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

*Berawal dan Berakhir di Banten*

_Sebuah refleksi Kemerdekaan dan catatan sejarah_

By *Papah Langit*

Bule Arogan itu bernama Cornelis de Houtman, ialah bule Belanda yang pertama kali menginjakan kaki di Nusantara. Tahun 1596 ia bersama pasukannya yang tinggal separuh tiba di Banten. Perjalanannya memang tidak mulus, Wabah penyakit, hantaman badai dan bajak laut memporak porandakan rombongannya.

Awalnya mereka disambut hangat oleh Kesultanan Banten. Kesultanan yang saat itu meraih masa keemasannya, sebagai penguasa jalur maritim dengan pelabuhan terbesarnya bernama Karang Antu.

Namun, sikap ramah para pribumi itu disikapi dengan jumawa oleh De Houtman, ia malah menginginkan hak monopoli untuk perdagangan rempah-rempah. Beberapa kali mereka tak segan mengintimidasi bahkan merampas barang dagangan para pedagang lokal maupun mancanegara.

Mendengar hal tersebut Mangkubumi Jayanegara sebagai PLT Sultan Maulana Muhamad yang gugur Syahid dalam pertempuran di Palembang, mengutus pasukan untuk mengusir De Houtman. Pasukan Kesultanan Banten dibantu pelaut Portugis berhasil mengusir De Houtman. De Houtman bersama rombongannya kabur ke Aceh.

Namun Naas, bagi penjelajah Belanda tersebut Nyawanya melayang. Ujung rencong Cut Kemala Hayati mengakhiri petualangannya. Pasukan Inong Balee pimpinan laksamana wanita Cut Kemalahayati menghancurkan mimpi dan arogansi De Houtman. Meskipun sisa-sisa pasukannya berhasil pulang ke Belanda bersama beberapa rempah-rempah hasil curian.

Meski menuai kegagalan, upaya Cornelis De Houtman tersebut, di Negrinya disanjung sebagai pembuka jalan bagi Imprealisme Belanda di negeri kaya raya yang mereka beri nama Hindia Belanda.

Tak heran mengapa bule arogan tersebut dikenang sebagai martir, karena upaya gagalnya kemudian hari adalah pembuka jalan untuk negeri kincir air itu mengeruk kekayaan Nusantara beratus-ratus tahun lamanya.

Itulah catatan sejarah bagaimana Belanda membuka lembaran hitam penjajahannya. Namun, Hal menarik dalam penutup lembaran hitam penjajahan tersebut dimulai juga dari Tanah Jawara ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline