Lihat ke Halaman Asli

Tapa Shidiq

Belajar mentuturkan gagasan lewat tulisan.

Sederhana

Diperbarui: 12 September 2021   16:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Semua orang terpana dengan kesederhanaan sosok itu. Gayanya yang merakyat membuat banyak orang terpikat. Namun pada akhirnya mata dunia terbelalak jutaan nyawa disikat.

Dialah Pol Pot, pimpinan rezim ultra diktator komunis Khmer Merah. Pemikiran utopis tentang negri agraria karl Marx, membuatnya bengis trhadap orang2 yang bermuka kelimis. Orang2 kaya, pintar nan berkacamata ia perintahkan untuk disiksa diladang2 pembantaian. Karena ia meyakini orang2 yang memiliki fasilitas lebih adalah antek rezim Lon nol yang berkiblat ke barat.

"Sederhana" kata itu kerap menjadi diksi perlawanan terhadap hegemoni orang2 yg memiliki kuasa dan hedonis. Masyarakat kelas bawah yg telah lama dipertontonkan keglamoran elit akan mudah bersimpati terhadap elit yang mempertontonkan kesederhanaan.

Bagaimana konsep kesederhanaan dalam islam? Setidaknya konsep kesederhanaan dalam islam tergambar dari dua dalil berikut :

"Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai"( Q.S Lukman:19)

Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

"Sesungguhnya agama (Islam) itu mudah. Tidaklah seseorang mempersulit (berlebih-lebihan) dalam agamanya kecuali akan terkalahkan (tidak dapat melaksanakannya dengan sempurna). Oleh karena itu, berlaku luruslah, sederhana (tidak melampaui batas), dan bergembiralah (karena memperoleh pahala) serta memohon pertolongan (kepada Allah) dengan ibadah pada waktu pagi, petang dan sebagian malam."

Ajaran islam memaknai kesederhanaan sebagai jalan agar seseorang muslim tidak mempersulit diri dengan hal-hal yang sifatnya Duniawi, ataupun ukhrowi

"...Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu..." [Al-Baqarah: 185]

Intinya sederhana bukan sesuatu yang malah melahirkan kesulitan-kesulitan baru. Oleh karena itu yang mampu menimbang kesederhanaan adalah diri kita sendiri.

Keselarasan kebutuhan dan sumberdaya apa yg kita miliki itulah kesederhanaan. Sederhana itu artinya menjadi ummat wasatiyah (pertengahan).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline