Lihat ke Halaman Asli

Taofik Wildan

Saya adalah

Membela Petani Sawit

Diperbarui: 1 April 2019   21:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sawit (Foto: Sindonews)

Indonesia kerap disebut sebagai negeri agraris. Selain karena tanahnya yang subur serta kaya, tapi juga karena ada puluhan juta orang yang menggantungkan hidupnya di sektor pertanian. Oleh karena itu, segala kebijakan maupun keberpihakan hendaknya mempertimbangkan kelangsungan hidup serta kesejahteraan petani.

Dan kini, sedang ada ancaman yang nyata terhadap kelangsungan hidup serta kesejahteraan petani. Terutama bagi mereka yang bertanam kelapa sawit. Karena Parlemen Uni Eropa akan memutuskan rekomendasi tentang pelarangan minyak sawit sebagai bahan bakar nabati (BBN) atau Biofuel.

Kuat diduga, keputusan parlemen UE akan condong merugikan pemerintah Indonesia. Pasalnya, mayoritas anggota parlemen UE getol memerangi minyak sawit. Sekitar enam ratus dari tujuh ratus anggota parlemen UE menentang sawit.

Perjuangkan dong (meme olah pribadi)

Jika parlemen UE menyetujui pelarangan minyak sawit untuk biofuel, maka bisa memukul ekspor Indonesia ke UE yang sepanjang 2018 mencapai US$17,1. Apalagi selama ini, perdagangan Indonesia ke Uni Eropa selalu surplus.

Inilah.com

Terlepas dari neraca dagang itu, sebenarnya yang harus jadi pengutamaan adalah nasib petani sawit. Karena diperkirakan ada lebih dari 17 juta orang yang menggantungkan hidup di pengusahaan sawit.

Mempertimbangkan jumlah yang besar itu, pemerintah harus mati-matian membela kepentingan petani sawit. Karena perlindungan terhadap sawit, bisa dilihat sebagai perlindungan terhadap perekonomian nasional. Di era Jokowi, industri sawit yang dikombinasikan dengan dana desa terbukti berhasil mengurangi angka kemiskinan di pedesaan.

Pemerintah sendiri yang mengklaim bahwa minyak sawit sudah memberikan kesejahteraan kepada 20 juta orang rakyat Indonesia. Angka kemiskinan turun dari 10,12% pada 2017 menjadi 9% pada 2018. Industri sawit menciptakan lapangan kerja di semua tempat seperti Sumatera, Kalimantan, dan Papua.

Perlindungan terhadap petani sawit bisa dikemas dalam diplomasi untuk menghadapi tekanan dari dunia luar. Sedangkan ke dalam, pemerintah perlu menggalakkan program-program seperti peremajaan tanaman untuk meningkatkan produktivitas petani. Atau perlu juga program pemberian pupuk dan benih.

Peningkatan produksi sawit di Indonesia masih punya peluang yang sangat luas. Tren kebutuhan minyak sawit akan melonjak seiring penggunaan bahan bakar nabati dunia, termasuk di Uni Eropa.

BBN sudah mulai dicoba di hampir seluruh moda transportasi, mulai dari mobil, kapal laut, sampai pesawat terbang. Oleh karena itu, kita harus punya pandangan bahwa membela petani sawit adalah membela masa depan kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline