Lihat ke Halaman Asli

Kerja Sama Petani dan Industri Jaga Harga

Diperbarui: 26 Februari 2019   23:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi jagung siap panen (Foto oleh Republika.co.id)

Saat ini, beberapa sentra produksi jagung sedang memasuki masa panen raya. Mulai dari wilayah Barat Indonesia, sampai ke Timur. Mulai dari Tanah Karo, Simalungun, Lampung Timur, Gorontalo, Tanah Laut, Pandeglang, Grobogan, Blora, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Sragen, Wonogiri, Boyolali, Bone, Jeneponto, Bolaang Mongondow, dan Minahasa Selatan. 

Panen jagung di sejumlah sentra produksi diperkirakan berlangsung selama dua bulan ke depan. Dan diharapkan, pada masa panen ini para produsen makanan ternak bisa menyerap hasil produksi petani secara maksimal. Sehingga kondisi harga tetap stabil.

Karena di beberapa daerah, mulai terpantau adanya penurunan harga. Seperti di Gunung Kidul, harga jagung sebelum panen ada di kisaran Rp 4000 per kg. Kini, harganya mulai turun Rp 500 per kg. Atau di Sragen, yang tadinya jagung dihargai Rp 5000 per kg, setelah panen menjadi Rp 4000 per kg.

Kondisi ini bisa terjadi karena hukum besi ekonomi berlaku. Yakni ketika pasokan melebihi permintaan, makan harga akan turun. Meski penurunan harga tidak sepenuhnya dipengaruhi hukum ekonomi. Karena di beberapa tempat, fluktuasi harga jagung dipengaruhi kualitas. Sebagian besar sentra produksi jagung menunjukkan harga pipilan kering kadar air 15-17 persen menurun signifikan dari Rp 5.400/kg menjadi Rp 3.650/kg. Namun, harga tersebut akan kembali naik sesuai kualitas.

Harga jatuh bikin pusing (meme olah pribadi)

Dalam konteks hukum ekonomi ini pula kita berharap bahwa para pelaku industri makanan ternak tidak mengambil untung berlebih dari petani. Jangan mentang-mentang pasokan berlebih, mereka menahan diri dan menunggu agar petani menjual jagungnya dengan harga lebih rendah. 

Komponen utama pakan ternak sekitar 60 persen adalah jagung. Dengan demikian penyerapan jagung untuk pakan ini sebenarnya bisa menjadi buffer atau penahan agar harga tidak terlalu turun. 

Kementerian Pertanian (Kementan) sendiri juga harus aktif pada saat panen jagung seperti sekarang. Para penyuluh pertanian bisa dikirimkan ke wilayah-wilayah yang sedang panen, lalu memaksimalkan mesin pengering agar jagung bisa disimpan lebih lama. 

Tribunnews

Jika petani melakukan pengeringan jagung saat panen raya, maka pasokan jagung di pasar tidak oversupply, sehingga harga tidak akan jatuh. Pengeringan dan penyimpanan serta penjualan jagung di luar periode panen raya dapat menaikkan harga jual jagung petani dan menambah pasokan jagung di luar panen raya.

Industri dan petani (meme olah pribadi)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline