Lihat ke Halaman Asli

Darimana datangnya Cebong dan Kampret ?

Diperbarui: 6 April 2019   12:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Classification, bicara soal kategori.  "Mengkotak-kotak an" manusia kepada golongan - efeknya memperbesar rasa perbedaan. Kalau persatuan dan kesatuan itu membuat manusia menemukan persamaan , pengkotak2an jadi kebalikannya.  Alhasil merasa makin berbeda.

Polarisasi adalah meng"kutub"kan kepentingan dan golongan. Bukan saja dikutubkan tapi di "adu" - eksisnya B, adalah punahnya A, demikian sebaliknya.

"De-humanisasi" , merendahkan manusia , misalnya seperti binatang. Dengan "labelisasi" itu , manusia diusahakan supaya tidak dianggap..sehingga misalnya pendapatnya tidak usah didengar. 

Sejak PILKADA , menjelang PILPRES , ruang publik jadi pengap. Rakyat yang tadinya bersaudara, sekarang jadi tegang. Tadinya damai, koq dibuat seperti perang. Tadinya memanggil saudara, sekarang koq jadi mengkampretkan dan mencebongkan sesama. 

Kepahitan - "Resentment"muncul dari "perasaan" dizholimi. Salah-salah jadi dendam. Semoga tidak kesumat, selesai pilpres baik-an lagi - tapi masak iyah akar rumput diajak saling pahit.

Tapi itulah rusaknya dan jahatnya politik yg memakai kebencian sebagai alat. Pengap.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline